Berita

Ferry Juliantono

Politik

Gerindra: Tidak Profesional, Tiga Keppres Jokowi Jadi Bahan Tertawaan

SELASA, 26 JUNI 2018 | 13:35 WIB | LAPORAN:

Partai Gerindra mengkritik ketidakprofesionalan Kantor Presiden sehingga terjadi simpang siur nomor Keputusan Presiden terkait libur nasional Pilkada Serentak 2018.

Libur nasional di Pilkada Serentak 27 Juni 2018 tertuang dalam Keputusan Presiden 15/2018 tentang Hari Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 sebagai Hari Libur Nasional.

Sebelumnya, di hari yang sama, beredar dua versi Keppres tentang libur nasional yang sama-sama mengatur 27 Juni 2018 sebagai libur nasional namun berbeda nomor surat. Versi pertama adalah Keppres 48/2018. Versi kedua adalah Keppres 14/2018. Keppres 15/2018 merupakan versi ketiga yang dianggap final.


Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, mengatakan, keberadaan tiga Keppres berisi aturan yang sama memperlihatkan Presiden Jokowi sedang bingung.

"Kedua, proses administrasi surat menyurat di Istana juga kurang profesional sehingga bisa ada perubahan nomor surat yang berbeda tapi satu masalah," katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (26/6).

Ferry juga mencatat bahwa kejanggalan dalam penerbitan Keppres bukan sekali terjadi di masa Jokowi. Presiden sudah sering mengeluarkan Keppres yang ganjil dari sisi substantif maupun teknis.

"Yang terakhir soal penetapan Komjen Mochamad Iriawan sebagai penjabat Gubernur Jawa Barat. Presiden merasa bukan dia yang usul, sementara Mendagri juga merasa bukan yang usul. Jadi siapa yang usul dong?" katanya.

Ia yakin masyarakat luas memandang persoalan semacam ini sebagai bentuk ketidakprofesionalan rezim Jokowi.

"Selain memandangnya kurang profesional, malah menjadi bahan tertawaan. Soal 'i sign but i didnt read' menunjukkan kesalahan fatal presiden dan kesekretariatan presiden," ungkapnya.

Solusi terbaik dari masalah tersebut, kata Ferry, adalah mengganti presiden melalui Pilpres 2019.

"Ya, 2019 harus diganti dengan yang lebih pantas jadi presiden," pungkasnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya