. Aksi budaya dari sekelompok anak muda Trenggalek menggelar theatrikal cerita 'Dewasrani Ruwat', untuk sindiran tajam atas kepemimpinan Emil Dardak.
Simbolisasi cerita Dewasrani Ruwat dilakukan oleh komunitas Undur Undur menggelar teatrikal di alun-alun Kota Trenggalek.
"Dewasrani merupakan wujud nafsu serakah, sosok inisudah mendapat amanah ngayomi kawula namun buta hati meninggalkan amanah kawula dan berhasrat merebut kekuasaan di tempat lain tanpa mengindahkan tata krama, kearifan dan kesetiaan pada kawulanya yang sebelumnya memberikan kepercayaan," kata penanggung jawab aksi Istambul Uyun, Senin (25/6).
Uyun, mewakili Komunitas Undur-undur menyatakan bahwa sosok pemimpin seperti Dewasrani nyata-nyata berkhianat pada kawula yang mempercayainya.
Gelaran teatrikal dimainkan oleh lima orang pemuda ini mengkisahkan, bagaimana Dewasrani yang hadir dalam sosok dengan sifat, perwatak dan kharakter khianat, serakah, bengis, kasar dan mau benarnya sendiri melekat pada sikap kepemimpinan Dewasrani.
"Inilah kisah refleksi bagaimana sosok yang sering membuat keributan di Jonggrisaloka dengan berbagai tuntutan yang aneh-aneh," ujar Uyun.
Ia menyebutkan, Dewasrani meskipun ganteng dan mendapatkan kesempatan sekolah yang tinggi namun jauh dari watak, sifat, karakter dan kepribadian seorang pemimpin yang setia, rendah hati dan amanah. Dewasrani lupa diri akibat keserakahan yang memenuhi dirinya.
Rakyat Trenggalek dan Jawa Timur diingatkan lewat aksi budaya ini, setelah merenung dengan hati yang bening dan pikiran yang jernih, rakyat Trenggalek diajak untuk memohon pada Allah semoga rakyat Trenggalek dan Jawa Timur selalu mendapatkan perlindungan, keberkahan, kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan
"Rakyat Trenggalek dan Jawa Timur terkenal amanah, setia, santun menolak segala wajah yang mencerminkan watak khianat, serakah dan kasar," sebut Uyun.
Melalui gelaran budaya ini, Komunitas Undur-undur mengajak rakyat Trenggalek dan Jawa Timur selalu waspada terhadap Dewasrani yang selalu mementingkan diri sendiri, dan mengedepankan ambisi pribadi untuk meraih kekuasaan dengan cara yang khianat.
"Melalui ritual ruwat ini kita berdoa semoga rakyat Trenggalek dan Jawa Timur mendapatkan pemimpin yang amanah dan setia," jelas Uyun.
Mengakhiri aksi budaya, ia mengatakan, selanjutnya sosok Dewasrani dilarung di Pantai Selatan agar tenggelam dan tidak mengganggu kedamaian dan ketentraman hati kawula Trenggalek dan Jawa Timur.
Aksi teatrikal ini secara gamblang ingin menyampaikan pesan, untuk menunjukkan pada masyarakat Trenggalek dan Jawa Timur, tentang sosok pemimpin yang memiliki ambisi pribadi yang kini sedang di lakoni oleh Emil Dardak. .
"Aksi budaya ini bertujuan untuk mengingatkan sekaligus sebagai bentuk sindiran pada pemimpin khianat dan serakah yang terkesan memiliki perangai bak Dewasrani," katanya.
[fiq]