Berita

Alireza Alatas/Net

Politik

Aliran Baru Papelantol

MINGGU, 24 JUNI 2018 | 08:33 WIB

AKHIR-akhir ini muncul aliran baru yang cenderung memaksakan pendapat dan mendorong orang yang tak sependapatnya harus terpinggirkan.

Aliran ini bernama Papelantol. Memang aliran ini cenderung mengangkat isu tertentu. Akan tetapi pada dasarnya gaya pemikiran seperti ini (baca modus) sedang dikembangkan.

Jika ditelusur lebih jauh, aliran semacam ini sengaja diciptakan untuk membentuk opini publik. Bahkan bisa dikatakan sebagai langkah untuk mencuci otak masyarakat, untuk menerima seluruh kebijakan pemerintah tanpa verifikasi masyarakat. Rakyat dikondisikan sedemikian rupa hingga  tak punya kesempatan sedikit pun untuk mengkritik.

Aliran Papelantol ini  menghidupkan cara berpikir hitam putih. Sebagai contoh, bila rakyat protes harga tol dan listrik mahal dan naik tanpa pengawasan, langsung mereka memaki pengkritik dengan kalimat sebagai berikut; "Jalan kaki saja!!!". Kalimat lainnya;  "Memangnya punya mbahmu?!!"


Argumen-argumen di atas begitu deras menyerang dunia medsos dan berusaha membentuk opini dengan cara arogan. Tak dapat  dipungkiri, argumentasi semacam ini terang- terangan menyerang akal sehat, menolak kewajaran harga dan menolak hak verifikasi warga. Mereka tak punya rasa enggan dan langsung menganjurkan jalan keluar hitam putih seperti  "jalan kaki saja" atau "emangnya milik mbahmu."

Inilah ciri khas pemikiran aliran Papelantol. Istilah Papelantol sebenarnya adalah singkatan dari Para Penyembah Jalan Tol. Mereka adalah kelompok yang tiba-tiba muncul menolak gunakan untuk analisa dan verifikasi jalan keluar yang bijak dan ilmiah.

Pola pikir modus semacam ini sebenarnya sudah berlaku di era Dinasti Umayah. Saat itu, Muawiyah mengembangkan pola pikir tertentu dengan maksud supaya ia lebih leluasa bertindak sewenang-wenang terlepas dari penilaian dan kritik rakyat. Di antaranya adalah pola pikir yang kemudian melahirkan aliran Jaber.

Dalam pemikiran Jaber ini diyakini bahwa manusia tidak punya ikhtiar dan semuanya adalah kehendak Allah. Muawiyah melalui pemikiran ini ingin melegalkan segala pelanggaran yang dilakukannya, dan menyimpulkan perilakunya sebagai kehendak Allah yang tak boleh dikritisi.

Berlindung di balik pemikiran Jaber inilah Muawiyah saat itu bisa menipu rakyat. Melalui pemikiran Jaber itu, Dinasti Muawiyah tanpa hadapi kendala dari rakyat menyimpangkan konstitusi yang diatur Rasulullah SAW di Madinah, sebagai pemerintah Islam pertama terideal. Pemikiran Jaber itu pada dasarnya mencuci otak masyarakat, saat itu atas nama sebuah pemikiran dan argumentasi sehingga rezim bisa bertindak sewenang-wenang.

Papelantol senada dengan aliran Jaber. Aliran semacam ini mulai mewabah dan membuka pintu selebar-lebarnya bagi rezim untuk bertindak lebih sewenang-wenang terlepas dari kritik. Semoga kita bukan termasuk beraliran  Papelantol yang terkategorikan sebagai kaum tak berakal. Amin.

Alireza Alatas
(Pembela ulama dan NKRI/ aktivis SILABNA - Silaturahmi Anak Bangsa Nusantara)

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya