Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Laju Urbanisasi Menurunkan Produktivitas Pertanian

RABU, 20 JUNI 2018 | 20:24 WIB

Laju urbanisasi adalah salah satu faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas pertanian Indonesia. Semakin berkurangnya jumlah petani tentu memengaruhi tinggi rendahnya produksi komoditas pangan.

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan, laju urbanisasi dari desa ke kota memang sulit dihindari. Urbanisasi terus terjadi dan jumlahnya diduga terus meningkat setiap pasca perayaan Idul Fitri.

Salah satu penyebab urbanisasi adalah keinginan untuk mencari penghidupan yang layak di kota karena pendapatan mereka sebagai petani tidak mampu mencukupi kebutuhan.


"Tantangan yang dihadapi para petani semakin banyak. Selain tingkat kesejahteraan yang rendah karena upah yang diterima juga rendah, mereka juga dihadapkan pada semakin berkurangnya luas lahan pertanian karena harus berhadapan dengan industrialisasi. Generasi muda juga tidak mau menjadi petani karena melihat para pendahulunya tidak bisa hidup sejahtera," jelas Hizkia melalui pesan elektronik kepada redaksi, Rabu (20/6).

Karena itulah kata dia, target swasembada pangan menjadi semakin tidak realistis. Berdasarkan data pada tahun 2014, sebanyak 54,8 juta orang bekerja di sektor pertanian. Jumlah ini sama dengan 34% dari total jumlah pekerja di Indonesia. Namun 34,3 juta di antaranya tergolong miskin atau rentan.

Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan target pemerintah yang ingin mencapai swasembada pangan. Selain kestabilan harga pangan, kesejahteraan petani juga menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi.

"Pemerintah harus mengatasi persoalan ini dengan solusi nyata yang bisa diimplementasikan. Tidak hanya cukup dengan memperluas lahan pertanian, pemerintah harus memberikan edukasi untuk peningkatan kapasitas para petani dan juga penguasaan teknologi pertanian. Penguasaan teknologi pertanian sebaiknya juga diikuti dengan revitalisasi alat-alat pertanian," jelas Hizkia.

Selain itu, Hizkia juga menilai pemerintah harus membenahi rantai distribusi pangan yang panjang. Panjangnya rantai distribusi membuat petani tidak bisa menikmati harga mahal komoditas yang ada di tingkat konsumen.

"Penerapan HPP beberapa komoditas juga hanya menguntungkan segelintir kelompok sementara petani tidak mendapatkan keuntungan dari hasil panennya," tukas dia.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya