Berita

Foto: Net

Politik

Pilpres Dan Sepak Bola

RABU, 20 JUNI 2018 | 15:11 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

MENGANALOGIKAN Pilpres 2019 di Indonesia dengan sepakbola sangat menarik. Walaupun tidak sepenuhnya bisa keluar dari pakem yang ada, akan tetapi berbagai kejutan bukan mustahil akan terjadi sebagaimana sepak bola.

Dengan demikian hanya bertumpu pada berbagai teori politik baku atau konvensional akan gagal memprediksinya.

Ada beberapa potensi yang bisa menimbulkan kejutan menyongsong Pilpres 2019: Pertama, adanya gugatan/yudicial review ke Mahkamah Konstitusi/MK terkait persyaratan pasangan capres-cawapres.


Tuntutan nol persen sebagai syarat Capres-Cawapres yang diajukan oleh sejumlah tokoh yang memiliki kredibilitas tinggi ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Apalagi MK pernah memutuskan dan menyetujui tuntutan yudicial review yang diajukan oleh Yusril Ihza Mahendra terhadap pelaksanaan pileg dan pilpres dalam waktu yang bersamaan, diikuti tuntutan nol persen sebagai syarat pasangan capres-cawapres.

Kalaupun tuntutan ini tidak disetujui, maka kredibilitas MK tentu akan dipertanyakan publik. Karena itu bisa saja muncul tuduhan bahwa MK diintervensi oleh kekuatan politik tertentu, MK tidak netral, atau MK bermain politik.

Kedua, ada dua kandidat potensial yang bisa menimbulkan kejutan; Pertama Anies Rasyid Baswedan yang kini menjabat Gubernur DKI. Latar belakang pendidikannya, retorikanya, dan kemampuan dalam berdebat telah dibuktikan saat maju di Pilgub DKI.

Di era populisme yang dipicu oleh isu-isu agama dan masifnya penggunaan media sosial, sosok yang satu ini sangat renyah untuk diolah untuk meraih dukungan.

Berikutnya Gatot Nurmantyo mantan Panglima TNI, sebagai sosok yang berani dan tegas. Keberpihakannya kepada umat Islam telah menarik simpati masyarakat santri dan ulama, serta tokoh-tokoh Islam.

Ketiga, walaupun sampai saat ini petahana masih menduduki ranking tertinggi dari berbagai servei, akan tetapi sejumlah celah dan kelemahannya telah dibaca oleh lawan-lawan politiknya.

Salah satu celah yang paling dinanti adalah, ketika Jokowi keliru memilih calon wakil presidennya. Sejumlah ketua partai telah menyodorkan diri untuk menjadi cawapres petahana. Jika salah satunya diambil, tentu yang lain akan keberatan. Kekecewaan yang muncul bisa mengakibatkan partai-partai yang kini berbaris mendukungnya bukan mustahil akan balik badan.

Kerentanan lain adalah terus-menerusnya oposisi menggaungkan isu-isu Poros Bejing, masifnya tenaga kerja asing asal Tiongkok, dan kecemasan akan bangkitnya PKI telah mempengaruhi persepsi publik. Petahana hanya memiliki satu cara yang efektif untuk meredamnya, yaitu dengan memilih pasangannya dari kelompok santri.

Akan tetapi, keinginan PDI Perjuangan untuk menyodorkan cawapres demi mengamankan Pemilu 2024 tentu tidak mudah untuk ditolak.

Mengingat faktor-faktor di atas, maka antara petahana dan penantangnya akan saling menanti dalam menentukan pasangan. Akibatnya, pasangan masing-masing baru akan diputuskan di hari-hari terakhir, bahkan bukan mustahil di jam-jam terakhir sebelum penutupan masa pendaftaran.

Dengan kata lain akan terjadi berbagai kejutan di injury time. Mirip dengan sepak bola yang selalu menimbulkan kejutan. [***]

Penulis adalah Direktur Eksekutif Center for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya