Berita

AHY/Net

Politik

Kritik Jokowi, AHY Disarankan Belajar Dulu Ke Ibas

MINGGU, 17 JUNI 2018 | 18:21 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Politikus Partai Golkar Mukhamad Misbakhun pasang badan bagi Presiden Joko Widodo, dari kritik yang dilontarkan politikus muda Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Misbakhun bahkan melontarkan kritik pedas, sebagai serangan balasan kepada kepala Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) PD itu.

“Sungguh sangat aneh cara Mas AHY ketika jelang akhir ramadan lalu membuat pidato yang manipulatif, mengkritik banyak kebijakan Presiden Jokowi dengan mengatasnamakan rakyat. Pidatonya di ruangan yang sangat mewah, sehingga resonansinya tidak sampai ke telinga rakyat miskin di pinggir kota dan pelosok pinggir wilayah Indonesia yang jauh,” ujar Misbakhun melalui pesan singkat, Minggu (17/6).

Legislator Golkar yang getol membela kebijakan Presiden Jokowi itu menilai, AHY belum punya nama dalam nomenklatur politik nasional tingkat tinggi. Menurutnya, putra sulung Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga belum pantas secara head to head mengkritik Presiden Jokowi secara langsung.

“Sebagai pemain baru di panggung politik nasional AHY belum punya nomor punggung. Bukan pemain inti, bukan pula pemain cadangan,” kata Misbakhun membuat tamsil.

Misbakhun menambahkan, AHY sebagai pemain baru di gelanggang politik nasional, belum berbuat sesuatu yang secara konkret dirasakan manfaatnya untuk rakyat dan negara. Bahkan menurutnya, kontribusi AHY bagi PD pun belum terlihat.

“Yang sudah konkret baru rekam jejaknya ketika menjalankan tugas sebagai prajurit TNI. Selebihnya di panggung politik AHY bukan siapa-siapa, miskin prestasi dan masih harus memberikan pembuktian pada partainya,” ulas Misbakhun.

Politikus asal Jawa Timur itu lantas mencontohkan tingkat penerimaan publik terhadap AHY. Pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017 saja, AHY berada di urutan buncit sehingga langsung tersingkir di putaran pertama.

Namun, AHY ujug-ujug pengin melompat ke panggung politik elite nasional dengan menawarkan diri sebagai tokoh. Menurut Misbakhun, prestasi AHY secara politik pun masih perlu dipertanyakan.

“Saran saya, Mas AHY sebaiknya belajar dulu kepada adik kandungnya, Edhi Baskoro Yudhoyono atau Mas Ibas. Bagaimanapun Mas Ibas sudah terbukti dua kali terpilih sebagai anggota DPR dan kini menjadi ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR,” cetus Misbakhun.

Menurutnya, Ibas sebagai ketua Fraksi Demokrat di DPR juga terlihat mampu membangun komunikasi politik yang baik dengan fraksi-fraksi lain di DPR. Bahkan ketika DPR sedang membahas beberapa isu krusial, Ibas sering terlibat langsung.

“Sehingga terbangun komunikasi yang bagus dalam isu-isu politik penting di DPR. Mas Ibas sosok muda yang supel dan bisa diterima banyak pihak,” kata Misbakhun.

Karena itu Misbakhun menantang AHY untuk membuktikan kemampuannya untuk mengangkat suara PD pada Pemilu 2019. Sebab, partai pimpinan SBY itu justru terpuruk pada Pemilu 2014 setelah berjaya pada Pemilu 2009.

“Saat ini publik tahu sosok AHY sebagai anak Pak SBY yang menjadi Presiden Keenam RI. Saat Pak SBY memeirntah pula ada skandal besar Bank Century yang terbukti ada pelanggaran hukumnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, AHY pada 9 Juni lalu menyampaikan pidato politik bertitel Mendengarkan Suara Rakyat di JCC Senayan, Jakarta. Dalam pidato berdurasi sekitar 40 menit itu, AHY mengkritik lima hal di era pemerintahan Presiden Jokowi, yakni rendahnya daya beli masyarakat, kenaikan tarif dasar listrik, berkurangnya lapangan kerja, maraknya tenaga kerja asing, serta revolusi mental. [fiq]

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya