15 Juni 2018 , dengan susah payah Uruguay mengungguli Mesir tanpa Mo Salah berkat satu gol Jose Gimenez jelang akhir laga di Ekaterinburg Arena.
Uruguay adalah sebuah negeri kecil dengan penduduk sekitar 3,4 juta orang yang secara geografis terletak terjepit di antara dua negara raksasa sepakbola yaitu Brasilia dan Argentina. Namun dalam soal tendang-menendang bola, Uruguay paling disegani kedua raksasa yang masing-masing pernah dikalahkan justru pada babak final perebutan Piala Dunia Sepakbola 1930 dan 1950.
Maracanazo
Pada tanggal 16 Juli 1950 Brasil yang diunggulkan menjuarai World Cup, pada babak final menghadapi kesebelasan Uruguay di stadion legendaris Maracana di Rio de Janeiro yang pada masa itu masih ibukota Brazil.
Semula Brasil unggul satu gol yang dicetak oleh Friaca namun kemudian Uruguay menyusul dengan gol cetakan Juan Almaberto Schiaffino.
11 menit sebelum peluit tanda akhir pertandingan ditiup wasit, peristiwa bersejarah terjadi di mana mendadak Alcides Ghiggia berhasil menendang bola masuk gawang Brasil yang dikenang oleh warga Brasil sebagai Maracanazo yang berarti “Bencana Maracana†yang di sisi lain membawa Uruguay untuk kedua kali bertahta di singgasana Juara Dunia Sepakbola.
Kesebelasan nasional Uruguay pertama kali menjadi Juara Dunia pada tahun 1930 dengan mengalahkan kesebelasan negara tetangga yang satu lagi yaitu Argentina pada final World Cup antara dua negara Amerika Latin.
PembibitanSepakbola memang merupakan olahraga paling merakyat di Uruguay. Kesebelasan Uruguay menoreh prestasi dahsyat dengan rekam jejak dua kali menjuarai Piala Dunia FIFA, tiga kali masuk semifinal, merebut dua medali emas Olimpiade 1924 dan 1928, limabelas (!) kali menjuarai Copa America serta Copa de Campeones Mundiales (Mundialito) 1980-1981.
Uruguay gigih melakukan pembibitan bakat generasi muda dengan menyelenggarakan liga Baby Football bagi anak-anak usia 4 sampai dengan 13 tahun. Banyak remaja berbakat sepakbola Indonesia dikirim ke Uruguay untuk sekolah sepakbola.
Dari kawah Candradimuka sepakbola Uruguay lahir para supersepakbolawan striker terbaik dunia seperti Luis Suarez dan Edinson Cavani yang merupakan dua andalan kesebelasan Uruguay yang berlaga di Rusia pada World Cup 2018. Para bandar judi menempatkan La Celesta pada urutan ke 9 untuk menjuarai Piala Dunia 2018 yang apabila benar-benar terjadi berarti Uruguay tiga kali menjadi Juara Dunia Sepakbola yang masih diungguli oleh Brasil lima kali, Jerman dan Italia masing-masing empat kali Juara Dunia.
China
Adalah Uruguay yang bikin jengkel Xi Jinping sehingga ngotot China yang jauh lebih besar dan lebih kaya ketimbang Uruguay untuk selambat-lambatnya tahun 2050 menjadi Juara Dunia Sepakbola.
Jika Uruguay bisa, China pasti bisa! Xi Jinping tak segan menghamburkan dana 18.000.000 dolar USA untuk mendirikan akademi sepakbola terbesar di dunia di Guangzhou. Xi juga tidak mau kalah ketimbang Korea dan Jepang dalam ambisi menjadi tuan rumah piala dunia apalagi setelah China sukses menyelenggarakan Olimpiade.
Namun tampaknya dalam soal menjadi juara dunia sepakbola, Xi masih harus bersabar karena pada kenyataan kesebelasan China gagal ikut ke Rusia demi berlaga di gelanggang World Cup 2018 akibat di babak kualifikasi zona Asia dikalahkan 1 : 0 oleh kesebelasan sebuah negara sedang dalam kondisi porak poranda yaitu Suriah.
Penulis adalah pembelajar sejarah sepakbola dunia