Berita

Amien Rais, Hatta Rajasa, dan Zulkifli Hasan/Net

Politik

Siapa Sesungguhnya Capres Dan Cawapres PAN?

SELASA, 12 JUNI 2018 | 11:54 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

HARUS diakui, sementara ini sebagai partai menengah PAN dilirik dan didekati sejumlah capres atau cawapres, baik yang punya partai maupun tidak.

Hal ini menimbulkan efek sentrifugal politik akibat tarikan-tarikan dari luar yang menimbulkan riak internal yang tidak memberi menfaat terhadap partai.

Lebih dari itu, setiap pelamar yang datang mendapatkan dukungan sejumlah kader baik di pusat maupun di daerah, sehingga menimbulkan perdebatan yang menghabiskan energi.

Beruntung PAN masih memelihara tradisi egalitarianisme dan prinsip demokrasi sehingga berbagai fikiran kritis muncul sebagai respon terhadap situasi yang berkembang.

Sejak berdirinya PAN telah melahirkan empat Ketua Umum; Amien Rais (periode 1998-2005), Soetrisno Bachir (periode 2005-2010), Hatta Rajasa (periode 2010-2015), dan Zulkifli Hasan (periode 2015-2020).

Di tengah ramainya para capres dan cawapres yang berburu kendaraan politik, para kader partai disadarkan bahwa mereka adalah aset partai yang bernilai dengan prestasi masing-masing.

Amien Rais pernah menjadi Ketua MPR RI, Hatta Rajasa empat kali menjadi menteri dan terakhir sebagai Menteri Prekonomian, Soetrisno Bachir kini menjadi Ketua KEIN, dan Zulkifli Hasan masih menjabat Ketua MPR.

Kesadaran inilah yang kemudian mendorong keempatnya untuk turun gunung. Apalagi masing-masing memiliki simpatisan baik di dalam maupun di luar partai. Sejak bergulirnya keempat nama ini, para kader partai di semua lapisan bergeliat untuk mensosialisasikan idolanya masing-masing.

Sekenario ini dapat berjalan tidak bisa dilepaskan dari ketulusan dan kebesaran jiwa sang Ketua Umum. Walaupun Zulkifli Hasan telah mengantongi rekomendasi dari Rakernas PAN di Bandung tahun lalu, ia tetap membuka jalan untuk kader PAN yang lain.

Tantangan berikutnya yang harus dihadapi adalah adanya aturan yang mengharuskan setiap pasangan capres-cawapres mendapatkan tiket berupa 20% kursi di DPR RI atau 25 persen suara pada Pemilu yang lalu. Aturan ini mengharuskan PAN mendapatkan parner koalisi, setidaknya dari satu partai besar atau dua partai menengah. Konsekwensinya, PAN harus mau berkompromi.

Karena itu, siapa yang nantinya akan terus melaju akan sangat ditentukan oleh siapa parner koalisi dan dalam posisi Capres atau Cawapres akan muncul kemudian.

Tampaknya PAN sedang memainkan strategi yang bila dianalogikan dengan sepak bola, turunkan semua pemain utama lalu giring dan olah bola sebanyak-banyaknya untuk menciptakan peluang dalam mencetak goal. [***]

Penulis adalah Direktur Eksekutif Center for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC)

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Pemerintah Diminta Tempuh Dialog Tanggapi Tagar Indonesia Gelap

Senin, 24 Februari 2025 | 17:31

Rekan Indonesia Tolak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Senin, 24 Februari 2025 | 17:24

Ini Dokumen Ekstradisi Paulus Tannos yang Dikirim ke Pemerintah Singapura

Senin, 24 Februari 2025 | 17:23

Pilkada Tasikmalaya Diulang, Asep-Cecep Puji Keberanian Hakim MK

Senin, 24 Februari 2025 | 17:15

Tetap Menteri Investasi, Rosan Rangkap Jabatan jadi Bos Danantara

Senin, 24 Februari 2025 | 17:06

Doa Buat Almarhum Renville Menggema saat Pembukaan Kongres Demokrat

Senin, 24 Februari 2025 | 16:58

Hampir Semua Kepala Daerah PDIP Ikut Retret Kecuali Gubernur Bali

Senin, 24 Februari 2025 | 16:50

Kemenag Beberkan Lima Poin Penting Perbaikan UU Haji

Senin, 24 Februari 2025 | 16:38

Kita Sayang Prabowo: Audit Forensik Depkeu dan BUMN, FDI akan Masuk Demi Masa Depan Indonesia

Senin, 24 Februari 2025 | 16:27

Wamen Christina: Kita Doakan Danantara Berjalan Lancar

Senin, 24 Februari 2025 | 16:16

Selengkapnya