Berita

Foto: Net

Nusantara

Insya Allah Lebaran Tahun ini Bareng

MINGGU, 10 JUNI 2018 | 06:34 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

ALLAH akan meningkatkan derajat orang yang beriman dan berilmu (Al Qur'an,  Almujadillah:11). Jadi Allah akan mengangkat derajat manusia di dunia maupun di akhirat, tidak cukup hanya beriman saja, akan tetapi juga berilmu.  

Menurut jumhur ulama pengertian ilmu di sini termasuk sain dan teknologi.

Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan menetapkan orbitnya, supaya kalian mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah menjelaskan tanda-tanda (kebesarannya) bagi orang yang berilmu (Alqur'an, Surah Yunus: 5).

Mungkin istilah Fiqih Sain tidak terlalu akrab di kalangan ulama kita, akan tetapi sejatinya masalah ini sudah lama dipraktikan. Sebagai contoh; perintah berhaji hanya menyinggung kendaraan unta (Alqur'an, Surah Al Hajj: 27), sementara kini  orang yang menunaikan ibadah haji menggunakan kendaraan mobil, kapal laut, dan pesawat udara.

Jadi unta ditempatkan sebagai simbol kendaraan yang fungsinya sebagai alat transportasi, bukannya kalau berhaji harus naik unta. Contoh lain, di zaman Nabi dan para sahabat, setiap kali akan melakukan salat lima waktu mereka akan melihat ke langit. Salat Subuh dilakukan saat terbit fajar di Timur, salat Magrib dilakukan saat matahari terbenam di Barat, Zuhur saat matahari berada tegak lurus di atas kepala, dan demikian seterusnya.

Saat teknologi jam ditemukan, waktu salat kemudian dikonversikan ke jam. Selanjutnya, setiap kali akan menunaikan salat wajib lima waktu, orang cukup melihat jam dan tidak perlu lagi melihat ke langit. Jadi melihat ke langit, bukan bagian dari ritual salat, akan tetapi untuk memastikan waktu salat saja. Bahkan kini dengan aplikasi, suara azan sebagai pengingat waktu bisa muncul dari handphone kita.

Hal serupa seharusnya juga dilakukan untuk menentukan pergantian bulan dalam kalender Hijriyah, karena hal ini berimplikasi pada hari penting dalam Islam, seperti saat menentukan Ramadhan dan Idul Fitri.

Saat teknologi belum maju, kita berdebat antara cara rukyah (melihat langsung posisi bulan) dengan Hisab (perhitungan Astronomi posisi bulan). Setelah munculnya teknologi modern, khususnya yang berbasis satelit yang dapat melihat posisi bulan kapan saja tanpa terhalang cuaca, maka perdebatan bergeser, antara prinsip Wujudul Hilal (bulan nampak berdasarkan pandangan dengan teknologi) dengan prinsip Imkanu Rukyah (bulan dianggap terlihat dari Bumi).

Kedua prinsip ini sama-sama menggunakan teknologi mutakhir dan dapat dilakukan kapan saja. Dengan prinsip ini, menjadi kabur cara pandang hisab dan rukyah, karena keduanya dilakukan secara bersamaan.

Tahun ini, menurut Ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia Ahmad Izzudin, secara alamiah posisi Bulan akan berada sekitar 7 derajat pada awal Bulan Syawwal mendatang. Dengan demikian kriteria Imkanu Rukyah (2 atau 3 derajat) akan terlampaui, demikian juga prinsip Wujudul Hilal yang menggunakan prinsip di atas 0 derajat. Dengan demikian Insya Allah Idul Fitri tahun 2018 ini akan bareng jatuh pada: 15 Juni.

Ketua LAPAN Thomas Djamaluddin bahkan memprediksi sampai dua tahun ke depan, fenomena alam ini tidak akan berubah.

Kalau demikian adanya, mengapa tidak segera diumumkan agar masyarakat luas mendapat kepastian? Jika Sidang Isbat dianggap masih diperlukan, mengapa harus menunggu H-1, padahal dengan teknologi yang kita miliki, sidang Isbat bisa dilakukan kapan saja. Bahkan, kini mulai muncul aplikasi yang bisa diakses melalui handphone untuk melihat posisi bulan dari berbagai belahan bumi, sehingga masyarakat awam pun akan bisa melihat kapan datangnya Ramadhan atau Idul Fitri.

Akhirnya saya hanya ingin mengingatkan, agar Kementrian Agama melakukan kegiatan-kegiatan yang memberi manfaat kepada umat, dan jangan sampai terlambat menyadarinya, karena hal ini bisa menjatuhkan kredibilitasnya. [***]


Direktur Eksekutif Center for Dialogue and Cooperation among Civilization

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya