Berita

Politik

Rencana Teroris Bom DPR Bukan Karena Kerja Dewan Buruk

MINGGU, 03 JUNI 2018 | 21:58 WIB | LAPORAN:

Para terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 di Gelanggang Mahasiswa FISIP, Universitas Riau (UNRI), disebut akan melakukan aksi mengebom Gedung DPR di Senayan. Ketua DPR Bambang Soesatyo yakin rencana para terduga teroris itu bukan karena kinerja DPR saat ini buruk.

"Saya yakin, target Gedung Parlemen ditujukan bukan karena mereka tidak puas terhadap kinerja lembaga perwakilan. Sebab, seiring kemajuan kehidupan demokrasi, berbagai saluran telah dibuka bagi rakyat dalam menyalurkan aspirasinya. Jika ada ketidakpuasan, baik itu terhadap lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif, masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya atau menempuh jalur hukum," ucap politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, Minggu (3/6).

Menurut Bamsoet, aksi teror hanyalah tindakan pengecut yang tak beradab. Para terduga itu hanya ingin mengacaukan negeri sendiri akibat terpapar doktrin-doktrin yang salah. Dia pun yakin, aparat hukum bisa segera memproses para terduga teroris itu. Terutama dalam menelisik lebih jauh keterkaitan mereka dengan organisasi teroris lainnya, terlebih dari jaringan internasional.


Bamsoet senang dengan langkah cepat Densus 88 menangkap para terduga teroris itu. Kata dia, langkah Densus patut diapresiasi dan diberi acungkan jempol.

"Ini merupakan salah satu bukti keseriusan negara dalam memberantas terorisme di Tanah Air," pujinya.

Dengan disahkannya UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme oleh DPR pada akhir Mei kemarin, tambah Bamsoet, aparat punya payung hukum yang jelas dalam menindak terorisme. Selama aparat hukum mengikuti ketentuan perundang-undangan, DPR pun akan senantiasa memberikan dukungan.

Politisi Partai Golkar ini pun mendorong, penangkapan para terduga itu menjadi pintu masuk dalam memberantas terorisme yang selama ini menjadi momok menakutkan di negeri ini. Bukan hanya sampai ke akarnya, melainkan sampai ke benihnya.

"Ditangkapnya terduga teroris di lingkungan kampus merupakan tamparan keras bagi sistem pendidikan kita. Kampus seharusnya menjadi tempat para intelektual, yang tindak tanduknya untuk kepentingan bangsa dan negara. Bukan justru malah menjadi sarang teroris yang mengancam keselamatan, keamanan, serta persatuan dan kesatuan," cetusnya.

Penangkapan ini, tambahnya, sekaligus memperkuat penelitian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebelumnya yang menunjukkan tingginya paparan radikalisme di kalangan mahasiswa dan sejumlah kampus. Berdasarkan penelitian salah satu lembaga riset terhadap 1.800 responden di 25 universitas di Indonesia pada Oktober 2017, disebutkan 23,5 persen responden menyetujui gerakan ISIS. Selain itu, sebanyak 23,4 persen menyetujui kesiapan untuk berjihad mendirikan khilafah.

DPR, kata Bamsoet, dalam berbagai rapat kerja telah meminta Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta para rektor perguruan tinggi, senantiasa membuat berbagai kegiatan yang mampu menggairahkan keintelektualan para mahasiswa. Semangat tinggi yang dimiliki para mahasiswa yang sedang mengeyam pendidikan di kampus harus disalurkan untuk kegiatan positif.

"Tindakan dengan pendekatan keamanan (security treatment) tak selamanya bisa menjadi jawaban dalam membersihkan kampus dari gerakan radikal dan ekstrim. Pendekatan soft treatment melalui pendidikan semangat kebangsaan terhadap kaum muda yang masih mengalami cognitive opening (pembukaan koognitif) terhadap berbagai gagasan baru, harus kembali ditingkatkan," saran Bamsoet. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya