Sebagai agen perubahan bangsa, mahasiswa harus berperan dalam melakukan sosialisasi transaksi non tunai kepada masyarakat.
Hal ini digunakan untuk menyederhanakan cara bertransaksi di masyarakat dan Indonesia bisa terbuka dengan sistem digitalisasi yang berkembang.
Begitu disampaikan anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun saat menjadi pembicara seminar nasional bertajuk 'Meningkatkan Partisipasi Masyarakat untuk Bertransaksi Nontunai' hasil kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Merdeka (Unmer) Pasuruan dengan Manifest Institute di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu, (2/06).
Misbakhun menjelaskan, persaingan global menuntut perbaikan dan kecepatan, termasuk dalam bertransaksi. Untuk itu, Presiden Joko Widodo telah mendorong seluruh kementerian dan lembaga untuk mulai beralih menggunakan transaksi nontunai dalam proses keuangan.
Politisi Golkar ini menegaskan, masyarakat tak perlu khawatir soal transaksi nontunai. Sebab, ada Bank Indonesia (BI) yang mengoperasikan sistem pembayaran nontunai.
"BI berfungsi sebagai bank sentral. Dia mengelola devisa, menjaga stabilitas harga dan nilai tukar mata uang kita," terang dia.
Misbakhun menambahkan landasan hukum sistem pembayaran nontunai yang sudah diatur dalam Pasal 1 Ayat (6) UU BI. Ketentuannya menyatakan bahwa BI berwenang untuk menetapkan kebijakan, mengatur, melaksanakan, memberi persetujuan, perizinan, dan pengawasan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
BI, sambung Misbakhun, punya lima peran dalam sistem pembayaran yang aman dan efisien itu ada lima. Yakni sebagai pengawas, operator, fasilitator, regulator dan perizinan.
"Saya ingin menyampaikan kepada adik-adik bahwa arah sistem pembayaran kita saat ini diberikan pilihan dan kemudahan dalam bertransaksi. Karena itu harus kita bisa manfaatkan dengan sangat baik," ujarnya.
Di lain sisi, Misbakhun mengakui, masih banyak masyarakat tidak mendapatkan kesempatan untuk pendidikan di universitas. "Karena itu mari mahasiswa Unmer menjadi bagian penting dalam sosialisasi transaksi nontunai," pesannya.
Di sesi akhir, Misbakhun memberikan kuis berhadiah Rp1 juta bagi peserta seminar yang bisa menyebutkan nama Gubernur BI yang baru. Setelah beberapa orang salah menyebutkan nama Gubernur BI yang baru, ternyata ada satu peserta yang tepat. Seorang mahasiswi menyebut nama Gubernur BI baru adalah Perry Warjiyo.
[nes]