Berita

Foto: Net

Politik

Elit 212, Lucu Dan Kurang Kerjaan

KAMIS, 31 MEI 2018 | 06:34 WIB | OLEH: SYAFRIL SJOFYAN

LUCU juga, gerakan umat 411 dan 212 diklaim sebagai gerakan perorangan atau sekelompok orang. Memang betul yang mengatur acara dan memfasilitasi perijinan dan melakukan gerakan bersih-bersih usai kedua acara adalah pihak-pihak tertentu.

Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa bila umat tidak terpanggil untuk mengikuti aksi. Kehadiran umat dalam dua kegiatan di tahun 2016 itu lebih didorong oleh penistaan terhadap agama Islam yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Melalui pemberitaan media mainstream dan medsos secara massif kejadian penistaan tersebut menggerakan umat untuk hadir. Dengan biaya sendiri mereka datang berbondong-bondong. Kalaupun ada yang dibiayai oleh kelompok tertentu untuk transportasi dan akomodasi, diperkirakan hanya 10 persen dari sekitar 7 juta yang hadir pada tanggal 2 Desember 2016.

Selebihnya hadir dengan kesadaran sendiri. Saya dari Bandung ketika itu hadir bersama keluarga, sanak saudara, serta bertemu dengan teman teman dari Aceh dan dari Sumbar karena pernah lama di daerah tersebut. Sebagian besar dari mereka hadir bukan digerakan oleh kelompok yang sekarang mengaku sebagai pendiri ataupun kelompok pemuka agama yang merasa berkepentingan mengajukan rekomendasi capres dan cawapres atas nama 212.

Kenal ataupun punya hubungan saja tidak dengan mereka. Kalaupun ada nama tokoh nasional atau pemuka agama terkenal, semata dikenal melalui kemunculan mereka di TV jauh sebelum acara 212.

Lucu dan Kurang Kerjaan

Lucu saja jika sekarang mereka merasa punya hak politik untuk mengatasnamakan umat yang sangat cair tersebut, berasal dari berbagai suku dan latar belakang paham keagamaan.

Mau bukti? Silakan mereka hadirkan umat dalam satu momen sekarang, yakin mereka tidak akan bisa menghadirkan, jangankan satu juta umat, ratusan ribu umat pun sulit, kalau bukan panggilan dari hati seperti Aksi Bela Islam 212 yang ramai karena penistaan terhadap Islam.

Sekelompok elit yang mengaku pendiri dan penggerak tersebut lebih tepat jika dikatakan kurang kerjaan. Seandainya mereka mendirikan partai politik ditanggung tidak akan laku karena bukan itu tujuan umat hadir di aksi 212. Melainkan karena ketulusan dalam membela agama Islam yang dinista. Itu saja. [***]

Penulis adalah pengamat sosial, tinggal di Bandung.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya