Berita

M. Sulton Fatoni/Net

Warna-warni Pendakwah

SENIN, 21 MEI 2018 | 16:22 WIB | OLEH: MUHAMMAD SULTON FATONI

RIBUAN santri ngaji Ramadan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Keterbatasan tempat hingga berakibat para santri meluber hingga di jalan. Fenomena santri di Lirboyo ini seakan menjawab polemik isu pendakwah yang akhir-akhir ini menghiasi media.

Kita sudah tahu bahwa beberapa hari lalu telah viral dan menjadi perbincangan publik kemunculan poster dari sebuah Perusahaan plat merah yang isinya list para pendakwah untuk kegiatan Ramadan. Kehebohan mencuat di media sosial mengingat beberapa nama ditengarai sebagai pendakwah yang selama ini materi dakwahnya keluar dari konteks keindonesiaan dan keislaman yang koderat.

Isu poster kemudian direaksi oleh dua fenomena, pertama kemunculan list 200 nama dai positif yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Kedua foto suasana santri yang meluber hingga ke jalan saat mengikuti pengajian Ramadan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Kedua realitas ini mencuat hingga kemudian mengundang perdebatan tentang parameter pendakwah. Seperti apakah sosok pendakwah yang ideal itu?


Memasuki hari keempat Ramadan, beberapa pendakwah muncul di Televisi dengan style dan latar belakang yang berbeda-beda. Para pendakwah tersebut--termasuk audiensnya--mengikuti skenario yang telah ditetapkan. Audiens tertawa dan diam pun masuk dalam skenario. Ini fenomena acara dakwah di televisi.

Sedangkan di perkantoran, suasana pengajian Ramadan lebih rileks. Gestur tubuh pendakwah tertata rapi. Performance yang meyakinkan dilengkapi komunikasi yang mumpuni. Audiens pun mengikuti secara santai tanpa kekakuan layaknya di televisi.

Sementara di luar sana, ada lagi fenomena Ramadan yang melibatkan ribuan santri ngaji kepada kiai. Mereka mengikuti kata demi kata yang terucap dari mulut sang kiai. Tanpa skenario namun tak kalah asik dan nikmatnya.

Dakwah itu idealnya dilakukan oleh seorang guru karena pada dasarnya dakwah itu proses belajar mengajar. Maka tidak semua orang boleh berdakwah. Seorang pendakwah yang baik harus memenuhi tiga kriteria, pertama kapasitas keilmuan, ia menguasai ilmu keislaman. Jejak keilmuannya diketahui berikut institusi dan guru-gurunya. Pendakwah juga harus zero interest, tidak berpikir tarif apalagi menjadikannya sebagai profesi. Unsur terpenting lainnya adalah wisdom, yaitu kemampuan menyampaikan nilai sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat.

Ilmu, ketulusan dan kearifan adalah unsur penting bagi seorang pendakwah. Tanpa ketiganya yang terjadi adalah agitasi, amarah dan pengrusakan esensi Islam. Rasulullah bersabda, "Jika suatu perkara diserahkan kepada seseorang yang bukan ahlinya maka tunggu, saatnya akan hancur". [***]

Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya