Johannes Suryo Prabowo/Net
Ketika ditanya kenapa anti Ahok, Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo menegaskan bahwa dirinya bukan anti Ahok namun anti kebijakan menggusur rakyat secara paksa apalagi secara sempurna melanggar hukum seperti yang terjadi di Bukit Duri pada tanggal 28 September 2016.
Adhi Makayasa
Memang mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (1 April 2011-30 Juni 2012) dan Wakil Gubernur Timor Timur (1998) alumni AKABRI (sekarang Akmil) tahun 1976, dengan penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sebagai taruna lulusan terbaik ini dikenal sebagai seorang jenderal yang berani menyatakan yang benar sebagai benar dan yang tidak benar sebagai tidak benar.
Keberpihakan kepada rakyat diwarisi Letjen Suryo Prabowo sebagai tentara dari Jenderal Besar TNI Soedirman dan diteladani Johannes Suryo Prabowo sebagai umat Katolik dari Sri Paus Fransiskus.
PemberaniMelalui sebuah wawancara dengan Letjen TNI Purn. Johannes Suryo Prabowo, saya memperoleh masukan sangat berharga untuk melengkapi penelitian terhadap rasa malu yang sedang saya lakukan untuk dituangkan ke dalam buku Malumologi yang masih dalam proses penyusunan.
Menurut Letjen Suryo Prabowo, TNI digembleng untuk menjadi seorang pemberani maka sama sekali tidak memiliki rasa takut.
Jangkauan keberanian seorang Tentara Nasional Indonesia cukup luas, mulai dari berani mengorbankan jiwa raga bagi negara, bangsa dan rakyat Indonesia, berani menghadapi angkara murka yang mengancam kedaulatan negara, bangsa dan rakyat Indonesia, berani melawan musuh siapa pun, kapan pun, bagaimana pun sampai berani mati.
Namun TNI secara khusus juga dididik untuk tidak berani yaitu tidak berani merasa malu.
MalumologiJangkauan rasa malu seorang serdadu TNI sangat luas mulai dari malu berkhianat kepada negara, bangsa dan rakyat Indonesia, malu ingkar janji, malu melanggar sumpah prajurit, malu melanggar hukum, malu melanggar ajaran agama, malu mengorbankan rakyat, malu menindas rakyat, malu korupsi, malu menyalahgunakan kekuasaan, malu durhaka terhadap orang tua sampai malu gagal menunaikan tugas.
Dari segenap masukan informasi dari Letjen (Purnawirawan) Suryo Prabowo bahwa TNI takut merasa malu dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya rasa takut merasa malu konsekuen dan konsisten didayagunakan sebagai kendali etika, tata krama, budi pekerti dan akhlak Tentara Nasional Indonesia.
[***]Penulis adalah pembelajar peran rasa malu dalam peradaban umat manusia