Berita

Sri Mulyani/Net

Bisnis

VOX POPULI

"Menkeu Terjeblok": Apa Beda Harry Houdini Dengan David Copperfield?

SELASA, 15 MEI 2018 | 08:05 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN*

HOUDINI dikenal dengan triknya melepaskan diri dari tali, rantai, atau jeruji penjara seperti Alcatraz. Dengan tubuh digantung terbalik ia bisa lolos dari lemari kaca yang diisi penuh dengan air.

Sedang Copperfield ilusionis. Terkenal dengan pertunjukan "menghilangkan" Patung Liberty, hingga berjalan menembus Tembok China yang tebal.

Houdini & Copperfield dua profesional yang menjalani sulap sebagai seni, yang oleh karena penyajiannya sulap dapat bikin orang melongo dan terheran-heran atau berdecak kagum.


Ada rahasia atau trik di balik pertunjukannya.

Singkatnya, seorang pesulap yang mahir mempunyai kemampuan memanipul realitas. Sesuatu yang nyata atau faktual diubahnya menjadi seni berupa trik atau ilusi.

Bagaimana Sri Mulyani?

Sri Mulyani tentu bukan pesulap, tapi punya kemampuan melakukan atau membuat trik serta ilusi, dan tak luput pula dari kesan manipulatif. Yang terbaru yang menyebabkan terjadinya keheranan publik dan banyak orang melongo sambil berdecak tak percaya ialah pemberian gelar menkeu terbaik (nyatanya terjeblok...) yang katanya berkelas dunia versi World Government Summit. Menggelikan sekaligus memalukan prestasi Sri sebagai menkeu jeblok malah diganjar gelar menteri terbaik.

Berikut ini sebagian dari sekian banyak fakta yang menunjukkan tingginya kontradiksi tersebut:

1). Bank Indonesia melaporkan bahwa utang luar negeri Indonesia pada akhir Novermber 2017 tercatat sebesar 347, 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4. 636.455 triliun dengan kurs Rp 13.350 per dollar AS.

2). Menurut data BPS tahun 2017 tingkat kemiskinan hanya turun 1, 32 persen.

3). Oxfam Indonesia dan International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) pada 2017 melaporkan ketimpangan di Indonesia bahwa empat orang terkaya di Indonesia sama dengan gabungan kekayaan 100 juta orang termiskin.

4). Data BPS melaporkan pada 2017 jumlah pengangguran masih tinggi yakni 7, 04 juta orang.

Di balik rendahnya reputasi dan prestasinya Sri percaya diri untuk jadi cawapresnya Jokowi di Pilpres tahun depan.

Kenapa Sri percaya diri? Berikut ini analisisnya:

1. Sri percaya diri karena dia merasa ekonom. Keahliannya ini dirasakannya sangat cocok dan dipandangnya merupakan solusi bagi persoalan dominan yang sedang dihadapi oleh negeri ini, yaitu persoalan ekonomi.

2. Sri akan memainkan isu gender karena perempuan. Seperti diketahui aspek isu gender sangat luas, antara lain berkaitan dengan kedudukan dan persamaan hak bagi perempuan dalam berpolitik.

3. Sebagai ahli ekonomi lulusan Amerika yang punya jaringan luas terhadap simpul-simpul neoliberal dan dirinya pun merupakan bagian dari anasir kakitangan neolib seperti IMF dan Bank Dunia, Sri akan mengklaim dan memainkan isu bahwa dirinya merupakan sosok berkelas dunia atau tokoh yang mendunia. Salah satu buktinya adalah pemberian gelar dari World Government Summit. Termasuk gelar-gelar lainnya dari forum atau lembaga aneka rupa.

4. Sri sadar bahwa secara fisik dia good looking. Merasa klop dengan tipikal citra diri seorang pemimpin khas Indonesia, yang kalau cewek mesti preety and beautiful dan kalau cowok mesti handsome and gagah perkasa.

Akhirnya banyak kalangan berharap Presiden Jokowi tidak terpedaya atau terkecoh oleh berbagai upaya pembangunan citra diri yang sedang dilakukan oleh Sri Mulyani melalui berbagai "sulap-sulapnya" yang bukan hanya menyesatkan, tetapi juga sarat bernuansa kebohongan publik. [***]

Penulis adalah wartawan senior

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya