Berita

Susanto/Net

Wawancara

WAWANCARA

Susanto: Kami Belum Dapat Informasi Utuh Soal Anak Yang Tewas Saat Bagi Sembako

SELASA, 08 MEI 2018 | 08:05 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Dua bocah tewas akibat ikut antre sembako di Monas pada acara 'Untukmu Indonesia' pada Sabtu (28/4) lalu. Penyelenggara acara melempar tanggung jawab ke Pemprov DKI Jakarta. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyam­bangi keluarga korban, di Jalan Budi Mulya Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara.

Dari pengakuan ibu korban, Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty menjelaskan, anaknya tewas lantaran panitia penyeleng­gara tidak siap menyelenggarakan acara yang dihadiri massa besar.

Salah satu tolok ukurnya ada­lah jumlah fasilitas kesehatan dan keamanan tidak seimbang dengan jumlah massa yang datang. Sehingga terjadi insiden dalam antrean panitia tak sanggup berbuat banyak. KPAI akan turut mengadvokasi kor­ban sembako monas ini. Apa saja langkah konkret yang akan dilakukan KPAI untuk mengad­vokasi korban tersebut? Berikut penjelasan dari Ketua KPAI, Susanto.

Langkah konkret apa yang telah dilakukan KPAI untuk mengusut peristiwa ini?

Saat ini kasus dua bocah men­inggal di Monas memang men­jadi bagian dari materi yang tengah kami dalami.Kami telah mendapatkan info dari pihak kuasa hukum penyelenggara terkait kasus ini.

Tidak menutup kemungki­nan kami juga akan mengun­dang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dimintai keteran­gan. Sementara beberapa hari yang lalu KPAI sudah meng­utus komisioner kami untuk silaturahmi dengan keluarga korban. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan info yang berim­bang terkait dengan kasus yang telah diadukan dan kejadian di Monas.

Memangnya Pemprov DKI ikut terlibat dan mesti ber­tanggung jawab dalam peris­tiwa ini?
Kami belum memberikan pernyataan terkait itu. Jadi mo­hon bersabar nanti kami akan mengundang Pemrpov DKI untuk mendapatkan kebenaran dari peristiwa ini.

Kapan rencananya bertemu Pemprov DKI?

Secepat mungkin. Pekan de­pan kami akan mengundang Pemprov DKI. Pemprov secara utuh karena kan ada gubernur, wakil gubernur, dinas pariwisata dan kebudayaan lalu ada unit penyelenggara teknis atau UPT Monas juga.

Apa si poin penting dari pertemuan KPAI dengan ke­luarga korban, kuasa hu­kum penyelenggara, dan juga nantinya Pemprov DKI?

Banyak hal untuk penda­laman awal. Kami belum bisa memberikan info lebih kepada masyarakat. Kami tentu harus berimbang dalam mendalami peristiwa ini. Beruntungnya kami sudah dapat info dari ke­luarga, panitia, tapi kami belum dapat info dari Pemprov DKI terkait perizinan kegiatannya. Kami ingin terus mendalami lebih jauh agar tuntas dan kon­teks kasus jelas. Artinya kami tentu tidak bisa berasumsi.

Kalau KPAI menilai dari kegiatan ini apakah ada yang salah?

Itu kegiatan sosial, kemudian dari kegairahan sosial itu ada parade budaya. Rencananya ada semacam sembako murah. Akan tetapi sembako murah tampaknya tidak diizinkan, sehingga mau tidak mau kurang lebihnya informasi dari teman-teman panitia mungkin dikon­fimasi saja akhirnya gratis. Jadi awalnya memang direncanakan hanya sembako murah.

Kalau yang KPAI lihat per­istiwa ini tragedinya seperti apa?
Pertama yang dibutuhkan ada­lah memastikan perencanaan yang lebih matang ya. Pasalnya prediksi yang hadir tentunya banyak sekira 100 ribu orang, termasuk anak-anak juga banyak yang hadir. Maka dari itu memang dibutuhkan proteksi maksimal terkait persiapan kegiatan itu.

Adakah perbedaan keterangan dari polisi dan wakil gubernur DKI Jakarta?
Kami belum bisa menyampai­kan hal itu.

Dari keterangan yang di­himpun KPAI dari semua informan apakah dijelaskan lokasi tewasnya di mana?

Nah, kematiannya itu perlu kami dalami informasinya. Ada yang mengatakan diluar, namun kami belum dapatkan informasi secara utuh.

Maka dari itu, sesegara mung­kin akan kami panggil dari pihak Pemprov DKI untuk mendap­atkan informasi yang seutuh-utuhnya.

Kalau informasi dari kuasa hukum penyelenggara tewas­nya di mana?
Informasi yang kami dapatkan di luar.

Tapi fokus KPAI tidak lebih dari perlindungan kepada anak yang menjadi korbannya kan?

Ya, kami fokus pada aspek perlindungan anaknya. Ini sudah berproses hukum di kepolisian. Seluruh klarifikasi yang kami dapatkan bahwa kami sudah mendapatkan konsep kegiatan­nya seperti apa dan kronolog­inya seperti apa. Lalu sampai pada ditemukannya anak yang meninggal itu. Termasuk juga perizinan baik dari kepolisian dan UPT. Ini tentu menjadi ma­teri berharga bagi KPAI untuk mendalami kasus ini secara komprehensif. ***

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Bungkam City di Etihad, Liverpool Unggul 11 Poin dari Rival Terdekat

Senin, 24 Februari 2025 | 07:39

ADHI Laporkan Telah Gunakan Semua Dana Obligasi 2024

Senin, 24 Februari 2025 | 07:37

CDU/CSU Unggul, Friedrich Merz Calon Kanselir Jerman Selanjutnya

Senin, 24 Februari 2025 | 07:18

OJK: Perlu Upaya Sistematik dan Terkoordinasi untuk Capai Tingkat Market Share

Senin, 24 Februari 2025 | 07:00

Polisi Amankan Remaja Ugal-ugalan Bawa Senjata Tajam

Senin, 24 Februari 2025 | 06:57

20 Siswa SMP Diamankan Polisi

Senin, 24 Februari 2025 | 06:08

Dukungan untuk AHY Mengalir Deras

Senin, 24 Februari 2025 | 05:45

Balada Bayar, Bayar, Bayar

Senin, 24 Februari 2025 | 05:18

Waspada Potensi Banjir Pesisir di 17 Wilayah RI

Senin, 24 Februari 2025 | 04:41

Puncak Arus Mudik Penumpang KA Diprediksi Akhir Maret

Senin, 24 Februari 2025 | 04:30

Selengkapnya