Berita

Foto: Istimewa

Dunia

Tawaran Jokowi Jadi Mediator Damai Korut-Korsel Hanya Untuk Selamatkan Muka

RABU, 02 MEI 2018 | 11:49 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Presiden Joko Widodo mengundang Dutabesar Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara An Kwang Il dan Dutabesar Republik Korea atau Korea Selatan Kim Changbeom hari Senin kemarin (30/4).

Dalam pertemuan itu, Jokowi mengucapkan selamat atas pertemuan pemimpin kedua negara, Kim Jong Un dan Moon Jae In, Jumat pekan lalu (27/4).

Selain itu, Jokowi juga menyatakan siap menjadi mediator dialog damai kedua Korea.


Manuver Jokowi ini dinilai sebagai upaya untuk menyelamatkan muka karena sebelumnya pemerintah Indonesia di era Jokowi terlihat begitu berat sebelah dan mengikuti kepentingan pihak lain, dalam hal ini Amerika Serikat.

"Kami sudah beberapa kali mengingatkan bahwa dialog damai kedua Korea adalah agenda bangsa Korea. Selama ini dialog itu tersendat karena ada pihak asing yang ingin menghalangi. Pemerintah Jokowi ikut pada desakan itu," ujar pendiri Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Rachmawati Soekarnoputri, dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu (Rabu, 2/5).

Rachma mencontohkan, di tahun 2015 yang lalu pemerintah Jokowi membiarkan simposium tentang isu HAM Korea Utara yang diselenggarakan pihak-pihak yang ingin memojokkan Korea Utara di Jakarta.

"Kejadian ini mengecewakan Korea Utara, dan mereka sempat melayangkan surat protes kepada Jokowi dan Kemlu," kata Rachma.

Contoh lain, sambung Rachma, pemerintah Indonesia juga sangat aktif menjadi motor agar ada tekanan terhadap Korea Utara di ASEAN Regional Forum di Filipina tahun lalu.

"Kalau sekarang terlihat aktif mendukung perdamaian Korea lebih karena ingin dianggap sebagai tokoh yang punya pengaruh di level internasional. Padahal, hanya ingin agar ikut dalam sesi foto terakhir," demikian Rachma. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya