Berita

Laode Ida/Net

Politik

Ombudsman: Data TKA Milik Pemerintah Dengan Fakta Di Lapangan Berbeda Signifikan

SELASA, 01 MEI 2018 | 22:57 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Ombudsman Republik Indonesia melakukan investigasi selama 1 tahun mengenai tenaga kerja asing (TKA) di Tanah Air. Hasilnya, ada ketidaksesuaian data TKA yang dimiliki pemerintah dengan temuan di lapangan.

"Yang legal ada 21 ribu (TKA) dengan jenis pekerjaan sesuai peraturan perundang-undangan kita sebagaimana disampaikan pemerintah. Fakta di lapangan berbeda signifikan. Banyak TKA yang  unskill labor (tanpa keterampilan), low level, banyak di lapangan," kata Komisioner Ombudsman Laode Ida di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (1/5) malam.

Laode mencontohkan hasil invstigasi di salah satu perusahaan di Gresik, Jawa Timur. Di sana hampir seluruh tenaga kerjanya TKA termasuk juru masaknya.

"Di Morowali, sopir-sopir (di salah satu perusahaan) orang asing. Di Sulawesi banyak mobil tronton dibawa orang lokal. Jadi tidak ada alasan menyatakan orang lokal tidak bisa," katanya.

Temuan lainnya, TKA yang masuk Indonesia secara ilegal cukup mengkhawatirkan. Laode mengatakan dalam sehari ada dua pesawat yang membawa TKA melalui Bandara Haloleo Kendari setelah sebelumnya transit di Bandara Soekarno-Hatta. Para TKA tersebut kemudian menyebar ke Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

"Beberapa kali saya tumpangi, 90 persennya asing,"  kata Laode.

Laode juga mengungkap keberadaan TKA ilegal akibat pengawasan di tingkat lapangan dilakukan secara tidak teratur. Banyak yang IMTA (Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing)-nya kadaluarsa dibiarkan begitu saja.

"Orang yang sudah tidak memiliki IMTA itu ilegal. Di salah satu perusahan di Sulawesi Tenggara, 700 lebih tidak punya IMTA tapi tetap bekerja. Saya kira sampai sekarang," tukasnya.

Laode mengatakan Ombudsman sudah menyampaikan hasil temuan ini antara lain kepada Kemenaker, Imigrasi, dan Kemendagri. Semua setuju dan menyatakan akan menindaklanjuti rekomendasi atas temuan Ombudsman.[dem]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya