Sebanyak 12 jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, Jakarta, bakal direvitalisasi. Tiga JPO di Jalan Jenderal Sudirman jadi prioritas awal.
Tiga JPO tersebut yakni, JPO Polda Metro Jaya (PMJ), Gelora Bung Karno dan Ratu Plaza. Tiga JPO tersebut berada daÂlam radius 1 kilometer (km). Seperti apa kondisi ketiga JPO itu hingga menjadi prioritas revitalisasi?
Dari pengamatan, kemarin, JPO PMJ memiliki lebar sekiÂtar 1,5 meter saat masuk dari bawah. Lantai JPO dibangun cukup landai dan dapat memuÂdahkan aksesibilitas masyarakat yang ingin menggunakannya. Tak ada tangga untuk naik di JPO PMJ.
Untuk sampai ke atas, ada tiga tingkatan yang harus dilalui. Jarak total dari bawah sampai atas sekitar 50 meter dengan lantai yang terbuat dari plat tebal. Di bagian atas, beberapa plat mulai copot dari badan jembatan, dan jika tak segera diperbaiki akan semakin parah.
Di bagian atas, JPO lebih lebar dibandingkan di akses masuk. Namun, hingga kini JPO PMJ masih belum sempurna. JPO PMJ hanya ada setengah dari yang seharusnya. Di pertengaÂhan, JPO ditutup akibat tanah ambles di dekat JPO tersebut.
Pengguna JPO pun harus melanjutkan dengan menyeÂberang jalan raya. Sebuah tangga tak terlalu lebar dibangun di tengah jalan Jenderal Sudirman di JPO tersebut, untuk akses naik dan turun.
Kondisi tersebut membuat sejumlah pengguna yang ingin menyeberang dari arah PMJ bingung. Salah satunya, yakni Steven. "Mas, kalau mau ke seberang lewat mana ya?" ucap Steven kepada salah seorang pengguna JPO lainnya.
Steven pun mendapatkan penjelasan dari orang yang dia tanya. Saat ngobrol, Steven mengaku baru pertama kali menyeberang dari JPO tersebut. Dia mengira, JPO tersebut bisa dipakai langsung menyeberang dengan aman tanpa harus turun lagi ke jalan raya.
"Baru tahu harus turun lagi ke jalan raya. Soalnya, memang sudah lama sih nggak lewat JPO sini," ujarnya.
Dia menilai, JPO yang 'bunÂtung' cukup membahayakan warga yang ingin menyeberang. Apalagi, arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman dikenal raÂmai. Dia berharap, JPO segera diperbaiki demi kenyamanan dan keamanan para penggunanya.
"Ya, mestinya memang harus segera diperbaiki. Soalnya kan ini JPO-nya ramai, terus akses untuk ke halte Transjakarta," ucapnya.
Hari itu, JPO PMJ tetap raÂmai digunakan warga. Lalu lalang warga yang ingin naik Bus Transjakarta tampak di JPO tersebut, terutama di siang menjelang sore.
Terkait niat Pemprov DKI yang ingin merevitalisasi 12 JPO dengan dana cukup 'wah', Steven mengaku setuju. Asalkan, kata dia, revitalisasi itu bukan hanya 'kosmetik' agar Jakarta terlihat lebih bagus pada penyeÂlenggaraan Asian Games nanti.
"Yang penting kenyamanan dan keamanannya ya. Soalnya, percuma juga kalau ada fasilitas lengkap tapi penggunanya ngÂgak nyaman, atau nggak merasa aman. Satu lagi, kalau sudah lebih bagus nantinya, harus ada pemeliharaan yang baik juga. Jadi nggak cuma bikin tapi meÂlihara nggak bisa," tuturnya.
Amin, salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di bawah JPO PMJ mengungkapkan, sejak kejadian tanah ambles pada 2015 lalu, JPO dibiarkan dalam kondisi 'buntung'. Kata dia, pemakai JPO yang ingin menyeberang pun mesti turun ke jalan raya untuk melanjutkan perjalanan.
"Dari waktu gubernur yang lama sudah begitu. Tapi sih kayaknya mau dibagusin, keÂmarin-kemarin sempat lihat ada petugas yang ngukur-ngukur," ucap Amin.
JPO Ratu Plaza Semrawut Kabel Dan Reklamenya
JPO yang turut jadi prioritas lainnya, yakni JPO Gelora. JPO ini juga berfungsi sebagai akses warga yang ingin naik atau turun dari Transjakarta melalui Halte Gelora Bung Karno (GBK).
Tak ada yang istimewa dari JPO ini. Akses naik ke atas JPO sama dengan JPO Polda Metro Jaya (PMJ), yakni 1,5 meter. Jalur JPO yang berada di depan Gedung Graha CIMB Niaga dan Pintu Masuk GBK ini pun dibuat landai, dan cukup ramah bagi penyandang disabilitas.
Dari segi penampilan, JPO tampak lebih kinclong dari JPO PMJ. Dari suasana, JPO ini lebih sepi dibandingkan JPO PMJ. Di bawah JPO ini terdapat pengerÂjaan proyek salah satu stasiun mass rapid transit (MRT).
Selanjutnya adalah JPO Ratu Plaza. JPO ini merupakan akses bagi warga yang ingin naik dari halte Transjakarta Bundaran Senayan. Tak ada pula yang khusus di JPO ini. Lebar sama dengan dua JPO sebelumnya sekitar 1,5 meter. Lantainya pun dibuat landai.
Namun dari penampilan luar, JPO ini lebih semrawut dari dua JPO sebelumnya. Berbagai reÂklame dan spanduk menempel di JPO yang berada persis di depan Gedung Ratu Plaza. Selain itu, di beberapa sisi pagar JPO juga mulai berkarat.
Hal yang membuat semrawut lainnya adalah kabel-kabel berÂseliweran dan tampak tak beraÂturan di sisi JPO. Padahal, JPO ini termasuk ramai dilewati warga yang ingin menyeberang maupun naik atau turun dari Transjakarta.
"Kayaknya sudah lama ya begitu kabel-kabelnya. Nggak tahu kapan dibagusin. Sekarang sih sebenarnya masih layak, tapi kalau mau dipercantik ya lebih bagus," ujar Rosa, pengguna JPO Ratu Plaza.
Dia mendukung rencana Pemprov DKI mempercantik 12 JPO di sepanjang Sudirman- Thamrin dengan berbagai fasiliÂtas. Baginya, hal itu akan lebih memudahkan warga yang ingin menyeberang atau naik Bus Transjakarta. "Dukung ya pasti. Apalagi kalau benar nanti ada lift dan berbagai fasilitas lain. Semoga direalisasi secepatnya," harap Rosa. ***