Berita

Foto:Net

Politik

Politisi Demokrat: Dibilang Goblok, Tidak Mungkin Karena Bisa Jadi Menteri

KAMIS, 26 APRIL 2018 | 14:05 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyayangkan pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang meminta masyarakat menawar harga beras jika ingin bertransaksi.

"Dibilang dungu, nanti dilaporkan. Dibilang goblok, enggak mungkin karena bisa jadi menteri. Mungkin lebih tepat dibilang tidak punya hati, tidak punya jiwa, sehingga tidak bisa merasakan derita rakyat," tulis Ferdinand di Twitter, Kamis (26/4).

Menteri asal Partai Nasdem itu sebelumnya mengatakan masyarakat perlu menawar harga beras yang sudah disesuaikan oleh pemerintah. Diketahui, belum semua pedagang dan pasar menyesuaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang sudah ditentukan pemerintah.


Saat dihubungi redaksi, Ferdinand menduga Mendag Enggar adalah cerminan dari sikap dan perilaku para menteri di Kabinet Keja. Pasalnya, beberapa menteri lain juga pernah mengeluarkan pernyataan yang menyakitkan masyarakat.

Seperti: Beras naik, suruh diet jangan banyak makan. Cabe mahal, suruh nanam sendiri. Daging mahal, makan keong sawah. Daging melonjak, makan jeroan. Sarden ditemukan cacing, sehat berprotein.

"Mendag Enggar cerminan umum dari kabinet. Empati mereka kepada masyarakat hampir tidak ada. Mereka sudah merasa sukses. Penilaian mereka kepada dirinya membutakan realita di lapangan, mereka tidak pernah melihat realita di masyarakat," ujar Ferdinand.

Padahal, lanjut dia, di masyarakat seperti aspirasi yang didengar Ketua Umum Partai Demokrat SBY dan rombongan saat melakukan safari politik di banyak daerah, warga mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok, kenaikan harga BBM dan tarif listrik.

"Jadi komentar-komentar seperti ini apalagi datang dari sekelas menteri, menggampangkan masalah dan bukti tidak punya empati," jelas Ferdinand.

Ditambahkannya, yang perlu dilakukan pemerintah untuk menjaga harga beras apalagi menjelang puasa dan lebaran adalah, menyediakan stok beras sebanyak-banyaknya. Jangan sampai pasar dan pedang beras kehabisan suplai. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya