PADA Senin 5 Maret 2018, Rizal Ramli (RR) mengagetkan seisi republik karena keberaniannya mendeklarasikan diri menjadi Capres. Dibilang berani karena RR tidak memiliki parpol dan juga tidak memiliki uang yang melimpah. Satu-satunya modalnya adalah tekad bulat untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Melalui pidatonya di depan awak media, RR menyampaikan kegelisahannya tentang kondisi Indonesia. Demokrasi yang diharapkan mampu membawa kemakmuran untuk seluruh rakyat nyatanya hanya memakmurkan segelintir kalangan elit. Dan di bawah kepemimpinan yang tidak berkutik oleh intervensi kekuatan besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka 5 persen dalam tiga tahun terakhir.
RR meyakini dengan potensi SDA yang berlimpah, rakyat yang rajin dan ingin bekerja, maka diyakini Indonesia bisa tumbuh 10 persen dalam periode 2019-2024. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan banyak tersedia lapangan kerja, upah meningkat, dan kemiskinan akan berkurang.
Tidak semua senang dengan keputusan RR, banyak yang mengkritik dan bahkan banyak yang mencibir. Di sinilah RR menunjukkan kelasnya, semua kritik dan cibiran dijawabnya dengan santai dan tegas.
Bila ada yang bertanya mana partainya, maka RR menjawab Kun Fayakun dan Man Jadda Wajada. Bila ada yang bertanya mana kapalnya, maka RR menjawab Indonesia sedang banjir naik getek saja yang penting selamat. Bila ada yang bertanya tiketnya mana, maka RR menjawab tidak perlu tiket karena di menit-menit akhir RR akan naik jet pribadi.
RR juga rajin bersilaturahmi, bisa dikatakan tiada hari yang dilalui tanpa silaturahmi. Minggu lalu saja RR sudah keliling ke Tasikmalaya, Aceh, Ternate dan terakhir bertemu dengan Sandiaga Uno yang menjabat sebagai Ketua Pemenangan Partai Gerindra. Beberapa minggu sebelumnya RR juga sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Daya jelajah yang cukup jauh membuktikan daya tahan fisik RR sangat tangguh untuk memimpin Indonesia. Kedua, membuktikkan RR bisa diterima oleh semua kalangan mulai dari rakyat jelata, elit parpol, para ulama hingga para ningrat.
Bisa disimpulkan RR adalah sosok manusia tangguh, baik tangguh dalam pemikiran maupun tangguh dalam kerja nyata.
RR adalah sosok yang berani berpikir juga berani melaksanakan pemikirannya. Kerja nyata semasa menjadi Menko Perekonomian di era Gus Dur dan Menko Kemaritiman di era Joko Widodo menjadi bukti bahwa RR adalah sosok yang tangguh yang tidak bisa digoyahkan oleh intervensi apapun.
Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil. RR sudah menunjukkan kesungguhanya untuk menjadi Capres. RR lah orang pertama yang sudah melakukan deklarasi pencapresan. RR kemudian juga rajin bersilaturahmi ke berbagai elemen bangsa untuk menyampaikan gagasannya. Maka Kun Fayakun, jadilah maka jadilah, tiada yang tidak mungkin bagi Allah. Dan tidak mustahil juga Allah akan menjadikan RR sebagai Presiden Indonesia.
[***]Penulis adalah Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA)