Berita

Foto : Kemnaker

Usai Tumpangi VW Jadul, Menaker Soroti Turunnya Serikat Pekerja

MINGGU, 22 APRIL 2018 | 23:07 WIB | LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK

Menaiki mobil jadul VW Safari, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri berkeliling Kota Karawang.

Menaker berkeliling Kota Karawang Menaker keliling Kota Karawang usai memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Konfederasi Serikat Nusantara (KSN) 2018.

Menaker menyupiri sendiri mobil jadul warna putih itu dengan ditemani Wakil Bupati Kabupaten Karawang, Jimmy Ahmad Zamakhsari, Presiden KSN Mukhtar Guntur Kilat, dan Sekjen KSN Ruhyat.


Kemudian, iring-iringan rombongan pun menyempatkan diri makan di Warung Bakso Yatmi yang cukup terkenal di Karawang dan bernyanyi bersama dengan pengamen jalanan.

Kehadiran Menaker Hanif mendapatkan respon hangat dari ribuan para serikat buruh/pekerja yang tergabung dalam  Konfederasi Serikat Nusantara (KSN) yang sedang menggelar Rakornas 2018.

Dalam sambutannya, Menaker Hanif mengungkapkan beberapa hal yang terkait dengan gambaran gerakan serikat buruh/serikat pekerja di Indonesia. Salah satunya fenomena menurunnya jumlah pekerja yang ikut berserikat tapi di sisi lain jumlah federasi dan konfederasi meningkat.

"Ini cukup aneh. Di awal era reformasi ada 9 juta pekerja yang berserikat, tapi sekarang tersisa 2,7 juta pekerja yang berserikat. Yang menarik struktur organisasi buruh di Indonesia tumbuh kuat ke atas. Tapi, basisnya keropos," kata Menaker Hanif di Karawang, Jawa Barat, Sabtu (21/4) kemarin.

Dikatakan Hanif, saat ini, jumlah konfederasi ada 14 dari sebelumnya 3 dan federasi ada 120 dari sebelumnya 91.

"Padahal di Amerika saja yang disebut bapaknya negara demokrasi cuma ada 1 konfederasi," kata Menaker Hanif.

Jumlah Pimpinan Unit Kerja (PUK) juga menurun. 7 tahun lalu ada sekitar 14 ribu PUK sekarang hanya tersisa 7 ribu PUK. Padahal perusahaan yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan jumlahnya sekitar 400 ribuan. Logikanya harus ada 400 ribuan PUK.

"Dari data ini saya ingin mengatakan SP/SB kita basisnya keropos. SP/SB kita kekuatan politiknya lemah karena keanggotaannya merosot, karena PUK nya merosot. Tapi struktur elitnya bertambah. Jadi bisa disimpulkan pergerakan itu terjadi di lapisan elit," kata Menaker Hanif.

Makanya, lanjut Menaker Hanif, akhirnya federasi dan konfederasi menjadi semakin banyak.

"Malam harinya berantem paginya deklarasi konfederasi baru. Malam harinya berantem paginya deklarasi federasi baru. Malam harinya berantem paginya deklarasi PUK yang baru. Begitu seterusnya," ungkap Menaker Hanif.

Menaker Hanif menilai, tolok ukur berhasil atau tidaknya pergerakan buruh ada dua, yakni dilihat dari jumlah perusahaan yang memiliki serikat pekerja dan jumlah buruh yang masuk dalam serikat pekerja. Jumlah buruh yang masuk ke serikat pekerja, harusnya semakin bertambah. Tapi, faktanya di Indonesia malah berkurang.

"Fenomena ini perlu dipertanyakan. Apakah SP/SB sudah dapat memenuhi ekspektasi anggotanya atau hanya dijadikan alat politik bagi elitnya. Saya ingin ini menjadi evaluasi dan refleksi bagi teman teman di KSN. Apa yang kurang dari gerakan buruh," kata Menaker Hanif. [dzk]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya