Airlangga Hartarto dan Joko Widodo/Net
Airlangga Hartarto dan Joko Widodo/Net
Foto Anda saat jalan pagi berkaus putih, dan Presiden berkaos kuning di Istana Bogor menjadi viral. Bisakah diceritakan bagaimana behind the scene-nya peristiwa itu...
Apa saja yang diobrolkan dengan Presiden sambil jalan pagi? Namanya ngobrol sambil jalan, apa saja bisa dibicarakan. Ada agenda politik dibahas, juga membahas koalisi partai. Termasuk soal pilkada, posisi partai dan perkembangan Partai Golkar. Saat itu kebetulan pasca Rakornis (Rapat Koordinasi Teknis) Partai Golkar, sehingga ada seputar usulan dan kesiapan dari daerah. Saya sampaikan hal itu kepada Bapak Presiden.
Apakah Partai Golkar merasakan sinyal bahwa ada peluang Anda dipinang dan berjodoh sebagai cawapres-nya Presiden Jokowi? Hmm, itu katanya kita nggak boleh gede rumongso. Kalau bahasa Jakarta-nya, kita nggak boleh ge-er. Jadi jangan ge-er, hahaha (tertawa).
Untuk posisi cawapres dalam pilpres mendatang, apakah Golkar menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Jokowi, atau akan secara terbuka mengajukan Anda? Apalagi Golkar termasuk partai yang pertama menyatakan mendukung Jokowi untuk periode kedua. Ibaratnya, kalau di tempat parkir, early bird itu mendapat special discount. Sehingga, karena kita early bird, tentu wajar kalau mendapat reward, hahaha. Dan yang namanya reward tentu tidak perlu meminta, tapi ....
Tunggu diberi ya Pak? Hmm, tunggu pemahaman, hahaha (tertawa).
Apabila Pak Jokowi memilih Anda sebagai cawapres, bagaimana strategi Partai Golkar agar koalisi tetap solid dan partai lain tidak cemburu? Kita mengambil strategi tidak berdasarkan “jika†hahaha (tertawa). Sekarang ini, kita buka kerjasama politik. Dengan partai lain kita terbuka. Misalnya, dengan PKB. Sampai akhirnya Cak Imin (Muhaimin Iskandar) menjadi wakil ketua MPR. Itu salah satu bukti hasil komunikasi politik. Dengan partai lain juga terbuka dan lancar. Dengan PAN, Demokrat dan Nasdem, komunikasi kami juga baik.
Apabila Pak Jokowi memilih cawapres dari partai lain, bagaimana sikap Partai Golkar? Sejak awal, Partai Golkar menyatakan, kita mendukung pemerintahan tanpa prasyarat. Tetapi, Golkar memiliki perolehan suara cukup besar, tentu merasakan kewajaran jika memiliki harapan. Partai Golkar dibangun untuk jadi bentengnya pembangunan, dan pemerintahan butuh kestabilan. Nah, peran Golkar yang utama, begitu. Kader-kader Golkar disiapkan untuk mendukung program-program pembangunan tersebut.
Jadi, kalau tidak mendapat posisi cawapres, ya setidaknya nambah kursi menteri ya, Pak... Hahaha (tertawa). Ini bukan seperti sedang makan, lalu nambah nasi. Jadi nggak ada tanduk-tandukan. Pemikiran Partai Golkar sudah beyond dari itu.
Bagaimana komunikasi Anda dengan Pak Jusuf Kalla, wapres yang juga termasuk sesepuh Golkar. Apakah ada bisikan-bisikan dari beliau terkait Pilpres? Dengan beliau, kita sering bertemu, baik offline maupun online. Kalau dengan beliau, nggak ada bisik-bisikan. Beliau kan suaranya kencang, jadi nggak pakai bisik-bisik, hahaha (tertawa).[***]
Populer
Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50
Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54
Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39
Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40
Senin, 17 Februari 2025 | 06:32
Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59
Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44
UPDATE
Senin, 24 Februari 2025 | 17:31
Senin, 24 Februari 2025 | 17:24
Senin, 24 Februari 2025 | 17:23
Senin, 24 Februari 2025 | 17:15
Senin, 24 Februari 2025 | 17:06
Senin, 24 Februari 2025 | 16:58
Senin, 24 Februari 2025 | 16:50
Senin, 24 Februari 2025 | 16:38
Senin, 24 Februari 2025 | 16:27
Senin, 24 Februari 2025 | 16:16