Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Love Affair Jokowi Yang Nyaris Berakhir

RABU, 11 APRIL 2018 | 14:26 WIB | OLEH: DR. TEGUH SANTOSA

POLITIC is the art of all impossibilities. Karena semakin menyimpang dari Trisakti, ekonomi yang stagnant akibat kebijakan ekonomi super-konservatif karena creditor-driven, import policy yang merugikan petani, dan hukum yang tidak adil terhadap umat Islam mengakibatkan 'love affair' rakyat terhadap Jokowi nyaris berakhir.

Dulu, karena cinta semua kelemahan dimaafkan. Hari ini 'love affair' nyaris berakhir sehingga semua hal kecil jadi masalah.

Itulah yang menjelaskan kenapa electability turun terus sampai 35 persen. Dengan larangan Bawaslu untuk memberikan hadiah kepada rakyat, electability bisa drop ke 25 persen.


At that level anything can happen. With Prabowo Subianto stuck at 20 persen, nobody can be sure to win, it is very fluid. The time has come for the emergence of the alternative.  

Reaksi Jokowi yang emosional menunjukkan gejala mulai shaky.

Beberapa menteri 'main' to the maximum (Rini Soemarno dan Enggartiasto Lukita) dan semakin menjauh dari Trisakti (neoliberalisme Sri Mulyani). Tapi di sisi lain tidak berani memecat karena takut partai mencabut dukungan.  

Akibatnya, policy makin jauh dari rakyat. Kondisi ini tidak akan membaik sampai 2019.

Dengan harga minyak mentah yang akan terus naik, di atas  70 dolar AS per barrel, subsidi BBM sampai 2018 bisa mencapai Rp 35 triliun, dan kenaikan Fed Rate, tekanan terhadap defisit anggaran, current account defisit dan kurs rupiah akan semakin menyulitkan.

Pilihan-pilihan Jokowi semakin terbatas. Stagnasi ekonomi dan penurunan daya beli rakyat akan berlanjut sampai 2019.

Partai-partai bisa jadi akan terus mendukung Jokowi, tetapi mayoritas anggota partai akan mencari tokoh yang bisa menyelamatkan ekonominya. Nyaris seperti tagline Bill Clinton vs George Bush Jr: "It’s the economy, stupid!" [***]

Tulisan ini adalah sikap pribadi, tidak mewakili institusi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya