Berita

Foto: Ist

Bisnis

LPDB-KUMKM Mulai Salurkan Dana Bergulir

RABU, 28 MARET 2018 | 19:43 WIB | LAPORAN:

Lembaga Pengelola Dana Bergulir-Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB- KUMKM) mulai menyalurkan dana bergulir dengan pola baru yang melibatkan lembaga penjaminan (Jamkrindo dan Jamkrida) sebagai pihak yang pertama menganalisa kelayakan proposal.

Dirut LPDB-KUMKM, Braman Setyo, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul selama ini.

"Bagaimana sebenarnya paradigma baru yang dibangun dimana kami membangun kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi didukung dinas kab/kota, Jamkrindo dan Jamkrida," ujar dia dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Rabu (28/3).


Hal yang sama diutarakannya dalam Rakor  Pengalihan Dana Bergulir Serta Sosialisasi dan Bimtek Program Inklusif LPDB -KUMKM tahun 2018, di Surabaya, kemarin.

Braman juga menyerahkan secara simbolis dana bergulir kepada dua mitra dengan total Rp13,5 miliar di acara tersebut.

"Ini menjawab ada sorotan masyarakat bahwa kita lamban dalam menyalurkan. Saya kira kita tidak lamban, kita lagi proses semuanya ini. Regulasi yang kita bangun sekarang adalah bentuk penyederhanaan dari persyaratan yang lalu,” tegas Braman.

Turut hadir dalam acara itu, Dirut Bank Jatim, Suroso, Kadinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Maspurnomo Hadi,  Sekretaris Deputi Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM, Halomoan Tamba, Direksi LPDB KUMKM dan 300 peserta dari dinas koperasi dan UKM Selindo, 45 koperasi dari 5 kota di Jatim.

Braman menjelaskan lagi, penyaluran dana bergulir kepada dua mitra itu menjadi awal dimulainya akselerasi/percepatan pencapaian penyaluran 2018, dimana ditargetkan sebesar Rp 1,2 triliun.

"Kami optimis pada semester I 2018, sudah bisa tersalurkan 50 persen dari target,  bahkan mungkin sampai akhir tahun bisa melebihi target karena banyaknya permintaan masuk," ujarnya.

Meski banyak permintaan, namun LPDB KUMKM tidak akan gegabah menyalurkan dana itu, hanya untuk sekedar mencapai target. "Yang lebih penting adalah kolaborasi sistem yang dibangun bersama ini harus ditaati," tegasnya.

Braman juga menargetkan agar penyaluran dana LPDB KUMKM ini bisa merata di seluruh Indonesia.

"Selama ini 70 persen dana tersalur berkutat di Jawa. Karena itu perlu ada pemerataan dengan harapan dana yang berasal dari APBN ini bisa dinikmati semua wilayah, dan tetap harus diingat dana ini bukanlah   charity atau bansos, karena ini dana dari pajak rakyat dan harus dikembalikan ke negara," tegasnya.

Kadinas Koperasi dan UKM Jatim Maspurnomo Hadi menyambut baik pola baru yang diterapkan dalam penyaluran dana bergulir ini.

"Saya mohon semua penyaluran sekarang harus diketahui dinas provinsi. Jadi kita tahu siapa penerimanya alamatnya dimana dan seterusnya. Kalau dulu, kami ndak tahu data koperasi penerima dana bergulir. Ujug-ujug (tiba-tiba) saja, kami dipanggil kejaksaan, " kata Maspurnomo.

Ia memaparkan Jatim termasuk terbanyak jumlah koperasinya. Dari sekitar 31.680 koperasi di Jatim, ada 4.505 koperasi atau 15 persennya yang hidup segan mati tak mau.

"Adalah tugas kami untuk membina koperasi sakit, maka itu semua harus mematuhi kolaborasi sistem yang sudah terbentuk ini agar jangan ada masalah di kemudian hari," katanya.

"Kami bersama Bank Jatim, Jamkrida melakukan terus melakukan monitoring pinjaman yang diberikan," lanjutnya.

Sementara itu Direktur Keuangan LPDB KUMKM,  Ahmad Nizar mengatakan, tingginya permintaan dana bergulir ke LPDB-KUMKM selama ini ternyata belum diikuti dengan kualitas proposal yang memadai.

"Tingginya permintaan itu  terwujud pada banyaknya proposal masuk misalnya pada 2017 ada 1.107 proposal yang masuk. Namun setelah disaring tahap pertama tinggal 759 proposal, tahap kedua menurun menjadi 121 proposal, tahap ketiga jadi 24 dan dari  24 itu hanya 4 proposal yang dikomitekan," jelasnya.

Lalu pada 2018 sampai Februari ada 40 proposal yang masuk, dan hanya 1 yang lolos,  selebihnya 39 proposal  dikembalikan untuk diperbaiki.

"Karena itu kami melihat pentingnya  dilakukan sosialisasi dan program inklusif ini agar mereka bisa memenuhi persyaratan proposal yang layak," pungkasnya. [sam]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya