Kasus penipuan berkedok perjalanan umrah mirip First Travel kembali terjadi. Saat ini, puluhan ribu calon jemaah dari agen PT Abu Tours and Travel terancam gagal berangkat ke Tanah Suci, Mekkah. Tak tangung-tanggung, kerugiannya mencapai lebih dari Rp 1,8 triliun.
Kantor pusat Abu Tours and Travel berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Di Jakarta, agen perjalanan umrah yang berdiri tahun 2011 ini, mempuÂnyai cabang di Jalan Mampang Prapatan Raya Nomor 12, Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan.
Di Jakarta, Abu Tours menÂempati bangunan empat lantai. Plang nama "Abu Tours and Travel" berukuran besar terÂpampang jelas di depan kanÂtor. Suasananya sepi. Tidak terlihat aktivitas mencolok di kantor yang cukup megah itu. Gerbangnya juga ditutup. Hanya menyisakan ruang kecil untuk keluar masuk kendaraan roda dua. Beberapa sepeda motor terpakir di halaman yang cukup luas.
Di teras, puluhan travel bag warna hitam dibiarkan menumÂpuk. Sebagian besar tas warna hitam itu masih terbungkus plastik. "Mau minta kejelasan keberangkatan umrah, soalnya kantor pusatnya di Sulawesi sudah tutup," ujar Zainul, calon jemaah umrah asal Bintaro di Kantor PTAbu Tours dan Travel, Jakarta, kemarin.
Tidak semua pintu ditutup, sisi kanannya terbuka. Beberapa calon jemaah hilir mudik meÂmasuki pintu dari kaca itu. Wajah mereka terlihat cemas menanyaÂkan keberangkatan yang tak kunjung pasti. "Rencananya pertengahan April ini berangkat. Tapi belum jelas sampai sekaÂrang," keluh Zainul.
Masuk lebih dalam, konÂdisi ruangan gelap. Hanya lampu kecil yang dinyalakan. Pendingin ruangan juga dimatiÂkan. Banyaknya barang seperti travel bag, pakaian ihrom hingga manekin yang ditumpuk di ruang tamu, membuat suasana menjadi pengap dan panas.
Namun demikian, dua calon jemaah berdiskusi serius dengan petugas. "Mereka tidak banyak membantu karena manajernya sudah tidak berkantor di sini lagi," ucap pria berumur 45 taÂhun ini.
Zainul mengaku mendaftar perjalanan umrah melalui PTAbu Tours pada awal April 2017 dan dijanjikan berangkat pertengahan April 2018. "Saat itu, saya membayar sebesar Rp 30 juta untuk dua orang, saya dan istri," sebutnya.
Awal Februari 2018, kata pria yang mengenakan peci ini, masalah mulai muncul. Saat itu, dirinya diminta karyawan travel agar menambah jumlah uang sebesar Rp 5 juta dan mencari calon jemaah umrah baru seÂbanyak dua orang, atau biaya yang lebih besar, yaitu Rp 9 juta dengan syarat mencari calon jemaah umrah sebanyak satu orang. "Ini aneh, kok masih meÂnambah uang dan harus mencari konsumen lain?" herannya.
Melihat keanehan terseÂbut, Zainul lantas berinisiatif mendatangi kantor PT Abu Tours and Travel di Mampang, Jakarta. "Tapi sampai sekarang, petugas belum memberikan solusi," ucapnya.
Dengan situasi tersebut, Zainul mengaku pasrah dan tidak bisa berbuat banyak. "Semoga pemiÂlik travel tetap memberangkatÂkan calon jemaah, bagaimana pun caranya," ujar Zainul.
Bani, salah satu karyawan PT Abu Tours and Travel memÂbenarkan, perusahaannya sedang mengalami kesulitan dalam memberangkatkan calon jemaah umrah yang sudah terdaftar. "Kami sedang mencari solusi agar calon jemaah yang sudah membayar, bisa berangkat sesuai tanggal yang telah ditentukan," ujar Bani di Kantor PT Abu Tours and Travel, Mampang, kemarin.
Di tengah proses itu, kata Bani, karyawan kantor malah banyak yang mengundurkan diri dari perusahaan ini. "Kami tingÂgal berlima di sini, sebelumnya ada 20-an karyawan," ucapnya.
Akibatnya, lanjut Bani, petugas yang tersisa tidak bisa memberikan keputusan terkait berangkat atau tidaknya calon jemaah yang telah mendafÂtar. "Kami hanya bisa melayani mereka yang ingin mengambil berkas-berkas penting saja, sepÂerti paspor atau surat lainnya," ucap Bani.
Kendati demikian, kilah pria berumur 30 tahun ini, belum ada satu pun calon jemaah yang mengajukan komplain ke kanÂtor cabang Jakarta. Mereka daÂtang ke sini hanya menanyakan kepastian keberangkatan karena mendapatkan informasi dari media bahwa perusahaan ini sedang mengalami kesulitan.. "Yang banyak komplain jemaah di Sulawesi Selatan," ujarnya.
Namun, Bani menawarkan kepada calon jemaah agar meÂnambahkan jumlah uang yang disetor dan mencari jemaah baru agar mereka bisa berangÂkat. "Kalau ada jemaah baru tentu ada peluang besar untuk memberangkatkan mereka yang sudah mendaftar lebih dahulu," dalihnya.
Bagaimana tanggapan sang pemilik Abu Tour Muhammad Hamsah Mamba? Dia berdalih, dari seluruh jemaah, 80 persen adalah jemaah yang sudah beÂrangkat umrah atau limit order. "Mereka menikmati subsidi silang yang dijalankan travel, sehingga dana subdisi banyak terkuras," ujar Hamsah dalam keteranganÂnya, beberapa waktu lalu.
Menurut Hamsah, bila dihiÂtung penuh, keseluruhan jemaah berjumlah 96 ribuan dengan jumlah uang yang dikelola sekiÂtar Rp 1,2 triliun. "Skenarionya, seluruh jemaah akan diberangÂkatkan hingga 2020," janjinya.
Dia menambahkan, agen Abu Tours tersebar di sejumlah daerah berjumlah 1.500 orang. "Tadinya tujuan promo umrah Rp 11 juta-Rp 14 jutaan untuk menarik market, rugi lima tahun tapi bisa untung setelah itu, naÂmun kejadiannya berbeda saat di lapangan," keluhnya.
Saat ini, dirinya hanya fokus bagaimana memberangkatkan jemaah dan kembali mencari sejumlah investor agar bisa membantu masalah ini. "Tapi, kami tetap bertanggungjawab sepenuhnya soal pemberangkaÂtan seluruh calon jemaah tahun 2018 yang telah melakukan pelunasan sampai akhir tahun 2018," janjinya.
Bagi jemaah umrah yang tidak dapat memenuhi maklumat yang disampaikam pada 9 Februari 2018, Hamsah menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen akan memberangkatkan seluÂruh jemaah umrah dari seluruh Indonesia yang dijadwalkan pada musim umrah berikutnya, yaitu Oktober 2018 dan selambat lambatnya Januari 2019.
Hamsah mengakui, kendati semua aset perusahaan disita atau dijual, tidak bisa mengemÂbalikan seluruh uang jemaah secara utuh. "Saat ini saya terus berusaha meyakinkan invesÂtor tentang potensi bisnis, dan berjanji akan memberangkatkan semua jemaah. Kalau pun itu bisa ditukar dengan nyawa, dan masalah selesai, saya ikhlas," tegasnya.
Terkait keberadaan dana jeÂmaah, Hamsah tidak bisa menÂjelaskan secara pasti. "Kami sepÂenuhnya menjamin dana umrah tahun 2019 dan paket umrah tahun 2020, untuk melakukan pemberangkatan secara bertaÂhap," janjinya. ***