Dalam satu pekan ini setidaknya sudah terjadi dua kecelaÂkaan yang menimpa alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Pertama tank M113A1 milik TNI Angkatan Darat tengÂgelam di Sungai Bogowonoto, Purworejo, Jawa Tengah pada Sabtu (10/3) lalu. Tank batalion Yonif 412/BES itu mengangkut 20 anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) yang sedang mengikuti kegiatan outbond.
Kemudian Senin (12/3) lalu, Kapal Motor Cepat (KMC) AD-16-05 milik Kodam Jaya tengÂgelam di perairan Kepulauan Seribu. Kapal tersebut sedang mengangkut 65 personel Kodam Jaya yang akan berangkat ke Pulau Pramuka dalam rangka kegiatan bakti sosial. Lantas kenapa bisa kedua alutsista yang terbilang masih baru itu bisa mengalami hal yang naas? Lalu bagaimana nasib korban meninggal atas insiden tersebut? Berikut penjelasan lengkap Jenderal Mulyono Kepala Staf TNI Angkatan Darat;
Dalam sepekan terakhir terjadi dua kecelakaan yang dialami alutsista milik TNI AD, kenapa demikian? Memang dalam sepekan ini ada dua alutsista kami yang mengalami kecelakaan. Namun itu semua bukan karena alutsista kami buruk, melainkan itu murni musibah. Tidak ada kaitannya dengan kualitas alutsista yang saat ini kami miliki. Meski begitu hal ini harus kami evaluÂasi, kami jadikan pengalaman. Bukan kami jadikan suatu perÂsoalan berarti alatnya jelek.
Kalau perkembangan inÂsiden tank tergelincir yang meÂnewaskan dua orang beberapa hari lalu bagaimana? Saat ini kami masih menunggu proses investigasi yang dilakuÂkan tim di lapangan. Kami juga belum bisa memastikan kapan hasil investigasi bisa rampung dan dibagikan ke publik.
Tetapi publik menunggu haÂsil investigasinya, bagaimana itu? Kita tidak usah mempersoalÂkan waktunya, namun bagaimaÂna investigasi itu betul-betul kami lakukan dengan objektif sehingga evaluasinya juga tepat. Itu yang penting.
Lantas alutsista serupa baÂgaimana nasibnya, apakah akan tetap dioperasikan? Oh tidak, kami akan melakuÂkan penghentian operasi alutsista serupa sampai ada hasil invesÂtigasi. Akan tetapi saya perlu yakinkan di sini, permasalahanÂnya bukan pada kualitas dan perawatan alutsista yang kami miliki.
Kabarnya dua alutsista yang mengalami kecelakaan itu masih baru? Iya kedua alat tersebut terÂbilang masih baru, kira-kira baru 2-3 tahun terakhir. Namun kami juga tak ingin gegabah mengatakan produk tersebut gagal. Ya itulah yang harus dicari kenapa matinya, hasil investigasi nanti. Jadi jangan mengatakan itu alat baru kenapa terguling. Namanya terguling, dia (tank) ditaruh di garasi, kalau Tuhan bilang terguling ya terguling. Ya, musibah tidak bisa kita persoalkan.
Lantas bagaimana nasib korban meninggal terkait insiden tank tenggelam beÂberapa hari lalu? Sudah, sudah diurus, sudah disantuni. Prajurit Pratu Randy haknya juga sudah kami beriÂkan.
Soal lain. Badan Pengawas Pemilu baru-baru mengungÂkap adanya dugaan keterliÂbatan oknum Aparatur Sipil Negara, TNI, dan Polri dalam pemenangan Pilkada Serentak 2018. Bagaimana tanggapanÂnya? Tunjukkan faktanya mana? Orangnya mana? Kapan? Di mana? Dan sebagainya. Jangan mengatakan TNI terlibat, tapi orangnya mana tidak tahu, ya sama saja bohong kalau begitu.
Artinya Anda keberatan dengan dugaan tersebut? Kami akan mengkaji lebih lanÂjut jika sudah menerima laporan dari Bawaslu yang dimaksud. Saat ini kami sudah melakukan segala upaya untuk menjamin netralitas dalam penyelengaraan Pilkada 2018.
Jika ditemukan ada pelangÂgaran, maka akan ditindak lewat aturan yang berlaku. Artinya yaÂkinilah bahwa kami sudah beruÂsaha secara institusi memberikan arahan, memberikan koridor kepada para prajurit. ***