Kasus penganiayaan terhadap ulama yang dilakukan orang "gila" kembali terjadi. Kali ini, peristiwa terjadi di Sawangan, Depok, Jawa Barat, Minggu (11/3).
Korbannya bernama ustad Abdul Rahman yang menderita luka tusuk di bagian telinga sebeÂlah kanan dan sekitar kepala.
Kemarin, sehari setelah peristiwa penusukan, Masjid Darul Muttaqin yang berada di Kompleks Bumi Sawangan Indah (BSI) 1 Sawangan, Depok, Jawa Barat terlihat raÂmai. Belasan jamaah memenuhi shof terdepan masjid yang tidak terlalu besar itu. Mereka bersiap-siap melaksanakan salat dhuhur berjamaah.
Dari belasan jamaah yang hadÂir, tidak terlihat Abdul Rahman di dalam barisan. Padahal, salah seorang pemuka agama di komÂplek perumahaan itu, dikenal raÂjin salat berjamaah lima waktu. "Pak Abddurahman harus istiÂrahat akibat penusukan. Belum bisa salat berjamaah," ujar Imam Masjid Darul Muttaqin, Chaeroni di Sawangan, Depok.
Berdasarkan pengamatan, leÂtak masjid berada di pojok belaÂkang komplek perumahan sederÂhana itu. Suasananya cukup sepi dan banyak ditumbuhi rumput ilalang yang cukup tinggi di sisi belakangnya. Kondisi masjid juga belum sempurna karena hanya dilengkapi atap, semenÂtara dinding bangunan dibiarkan terbuka lebar. Walhasil semilir angin sangat terasa pada siang itu. "Masjid masih dalam tahap renovasi, soalnya akan dibangun dua lantai," ujar Chaeroni.
Kendati belum sempurna bangunannya, masjid cukup bersih. Tidak ada debu yang meÂmenuhi bangunan bercat krem itu. Karpet hanya disediakan di dua shoft terdepan. Sisanya hanya beralaskan lantai keramik. Di pojok masjid terdapat gulunÂgan karpet yang tidak digelar. "Karpet itu masih basah, habis dicuci karena ada bekas darah ustad Abdul Rahman," ujar Chaeroni.
Pria yang akrab disapa Roni ini mengatakan, pelaku sudah datang ke masjid sebelum adÂzan subuh dengan mengenakan mukena lengkap. "Dia langsung duduk di tempat salat wanita yang berada di bagian belaÂkang," sebutnya.
Sesaat salat shubuh berÂjamaah akan digelar, Abdul Rahman lantas memasuki masjid dan berdiri nomor dua paling kanan. "Kebetulan saat salat shubuh hanya ada satu shof," ucapnya.
Tak lama setelah takbir salat shubuh dimulai, pelaku yang bernama Vivi menuju ke arah Abdul Rahman. Sebelum pisau pelaku menusuk bagian belaÂkang telinga, anak korban yang baru selesai berwudlu berteÂriak memanggil bapaknya itu. "Bapak, awas Pak! Tapi korban langsung ditusuk tepat di belaÂkang telinga," cerita Roni yang juga Bendahara Masjid Darul Muttaqin itu.
Setelah itu, korban tergeletak di lantai dengan darah menguÂcur di karpet masjid. Melihat kejadian itu, Roni membatalkan salat shubuh dan menolong korban yang kesakitan. "Pelaku ditangkap warga dan diikat. Pak Abdul Rahman kami bawa ke RSUD Depok untuk pengobaÂtan," ceritanya.
Sebetulnya, lanjut Roni, beberaÂpa Jamaah Masjid Darul Muttaqin beberapa kali menjumpai pelaku salat di masjid tersebut. "Memang pelaku dikenal kurang waras seÂlama tinggal di komplek rumah ini," ucapnya.
Warga Perumahan Bumi Sawangan Indah lainnya, Khairun membenarkan Vivi sudah lama mengalami gangÂguan jiwa. "Dia sering mondar-mandir di perumahan sambil bawa tas kecil dan dandanannya menor," ujar Khairun.
Menurut Khairun, Vivi juga kerap mengganggu warga sekitar. Banyak pria di perumahan itu dipukul pelaku tanpa alasan yang jelas. "Dia (Vivi) ngakunya dapat bisikan gaib dan menerima wahyu untuk memukul," ujarnya.
Khairun menambahkan, Vivi juga kerap melakukan pemuÂkulan dengan tangan kosong, sehingga dirinya terkejut ketika mendengar pelaku menyerang Abdul Rahman menggunakan senjata tajam.
Bagaimana tangapan korban penusukan? Abdul Rahman mengatakan, peristiwa penyÂerangan ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Sepekan lalu, perempuan ini juga memuÂkulnya dengan tangan kosong. "Saya lagi berdoa di masjid sehabis salat ashar, tiba-tiba dia pukul kepala saya dari belaÂkang," kenangnya.
Namun, dia memaklumi tinÂdakan perempuan itu karena di luar kesadaran. Rahman lantas menasihati Vivi agar tidak menÂgulangi perbuatannya. "Sabtu malam, dia ketuk-ketuk rumah sekitar jam 12 malam," tuÂturnya.
Rahman lalu dibangunkan istrinya karena ada orang yang mengetuk pintu. Dia lantas keluar mengecek untuk memasÂtikan kondisi rumahnya. "Tapi pintu depan nggak ditutup. Jangan-jangan orang jahat. Saya susul keluar, lihat sepi nggak ada apa-apa," ujarnya.
Tak lama berselang, pelaku kembali mendatangi rumah Rahman. Dia sempat mengaÂtakan ada keperluan untuk berÂtemu Rahman. Namun, hal itu tak digubris sebab waktu telah menunjukkan larut malam. "Dia ngomong ada perlu, saya jawab nggak usah dan memintanya puÂlang. Setelah itu, saya langsung tutup pintu," ujarnya.
Saat waktu salat subuh tiba, Rahman bergegas ke masjid bersama anaknya.
Begitu sampai di masjid, anaknya ke tempat wudhu terÂlebih dahulu dan dirinya masuk shaf pertama di pojok. "Saat salat baru dimulai mengucapkan takbiratul ihram, saya mendÂengar teriakan anak yang baru keluar dari tempat wudhu," kenangnya.
Mendengar teriakan itu, ia langsung menengok ke arah beÂlakang dan pisau sudah berada di depan mukanya. Seketika pisau itu melukai bagian rahangnya. "Sengaja mau ke leher. Pas saya menoleh ke belakang, dia meletot," sebutnya.
Sadar dirinya sedang diserang, Rahman lantas membela diri dan mencoba melumpuhkan peremÂpuan tersebut. "Saya berantem dan jatuhkan dia agar tidak ada kesempatan buat melawan soalÂnya bawa pisau," tuturnya.
Rahman sempat memukul mundur pelaku hingga ke tenÂgah masjid dan terjatuh, sehÂingga pisaunya bisa diamankan. "Bergumul selama 5 menit baru jatuh dan pisau berhasil saya amankan," tandasnya.
Melihat pergumulan itu, kata dia, seluruh jamaah yang sedang shalat subuh seketika berhenti dan kaget melihat darah bercuÂcuran dan perempuan tersebut membawa pisau. "Pelaku diÂtangkap dan diinterogasi warga," katanya.
Rahman kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapÂatkan perawatan. "Saya sudah nggak tahu kejadian di masjid lagi, soalnya sudah ke rumah sakit," pungkasnya.
Latar Belakang
Dari Yang Terluka Hingga Meninggal, Ulama Jadi Korban Penganiayaan Seorang ustad bernama Abdul Rahman menjadi korban penyÂerangan saat hendak menjalankan sholat subuh berjamaah di Masjid Darul Muttaqin, Bumi Sawangan Indah, Sawangan, Depok, Jawa Barat pada Minggu (11/3).
Pelakunya yang bernama Vivi menyerang korban mengÂgunakan pisau. Vivi disebut menderita gangguan jiwa.
Kasus penyerangan terhadap ulama di Jawa Barat bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, kasus penganiayaan juga dialami pimpiÂnan Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri, Sabtu (21/1/2018). Penganiayaan oleh orang yang diduga gila itu, mengakibatkan korban mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit.
Tidak berselang lama, kemÂbali muncul kasus penyerangan yang menyebabkan meninggalÂnya Komando Brigade Pondok Pesantren Persis, Ustaz Prawoto pada Kamis (1/2) pagi. Prawoto mengalami luka parah dan sempat dirawat di RS Santosa Bandung hingga akhirnya menÂinggal pada hari yang sama.
Selain itu, warga Depok juga diresahkan beredarnya surat kaÂleng berisi ancaman penculikan yang ditujukan kepada ustad di peÂrumahan GDC Cluster Gardenia Blok Q, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Surat itu ditemukan pada Sabtu 3 Maret 2018.
Surat kaleng itu, pertama kali diketahui oleh satpam perumahan bernama Asep dalam bentuk paÂket dengan nama penerima ustaz Shobur Gardenia. Paket itu ditiÂtipkan di pos perumahan dengan alamat pengirim dari Keadilan Jaya Abadi, Jalan Malaka Hijau, Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Setelah paket itu dibuka, diketahui adanya surat berisi ancaman akan menculik 10 ustad. Empat nama di antaranya, merupakan penghuni perumahan GDC. Polisi pun sudah menÂindaklanjuti temuan tersebut dengan melakukan olah TKP dan pengamanan.
Kapolresta Depok, Jawa Barat, AKBP Didik Sugiarto mengatakan, peristiwa penusukan terjadi hari Minggu (11/3) pukul 04.40 WIB. Saat itu, korban sedang melakÂsanakan salat subuh di Masjid Darul Muttaqin di Perumahan Bumi Sawangan Indah, Sawangan, Depok. Ustaz Abdul Rahman beÂrada di shof depan.
Tiba-tiba, pelaku yang menÂgenakan mukena dan berada di shof belakang menusuk korban pakai pisau dari belakang. "Saat korban sholat subuh, korban diingatkan oleh anaknya yang selesai berwudhu. Korban meÂnoleh dan terkena di pipi sebelah kanan," ujar Didik dalam ketÂerangannya.
Setelah menusuk Rahman, kata Didik, pelaku diamankan jaÂmaah masjid dan korban dilarikan ke RSUD Kota Depok. "Polisi yang mendapat laporan, tiba di TKP dan membawa pelaku ke Mapolres Depok," tandasnya.
Menurut Didik, sebelumnya pemukulan terhadap Abdul Rachman oleh Vivi juga terjadi di Masjid Darul Muttaqin usai salat ashar pekan lalu. Saat kejadian, korban menjadi imam berjemaah tersebut.
Didik mengatakan, dari keteranÂgan warga dan kerabatnya, Vivi memang dikenal kurang waras. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, pelaku kerap mengamuk dan marah-marah kepada warga sekitar, juga meludahi warga. "Dia tinggal seorang diri di komplek tersebut dan bergantung dengan kakaknya," ujarnya.
Didik menambahkan, Vivi telah dibawa ke Rumah Sakit Polri RS. Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diperiksa kesehatan jiwanya. "Polisi seÂdang melakukan langkah-langkah pemeriksaan observasi kejiwaan pelaku untuk proses penyidikan lebih lanjut," tandasnya.
Saat ini, ucap Didik, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini untuk mengetahui motif di balik penyerangan terhadap Rahman. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kata Didik, pelaku dengan korban saling kenal. Pelaku merupakan jamaah masjid dan juga warga setempat. "Pelaku sering menjadi jamaah shalat di masjid ini, baik salat subuh, asar, dan magrib," sebutnya.
Menurut Didik, hasil penyeÂlidikan sementara di lapangan, korban sebelumnya sempat menegur pelaku karena sering meludahi orang yang melintas dan memarahi anak-anak saat berada di masjid. ***