Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya dalam meningkatkan produktivitas pangan nasional untuk mencapai ketahanan pangan nasional. Salah satunya, dengan menargetkan pembangunan 1 juta hektare jaringan irigasi baru dan merehabilitasi sekitar 3 juta hektare jaringan irigasi dalam periode 2015 hingga 2019.
Adapun pekerjaan rehabilitasi daerah irigasi skala besar yang dilakukan oleh Kementerian PUPR adalah modernisasi Jaringan Irigasi Rentang di Jawa Barat yang mengairi areal pertanian seluas 87.840 hektare di tiga kabupaten, yakni Majalengka seluas 1.094 hektare, Cirebon seluas 20.571 hektare dan Indramayu seluas 66.175 hektare dengan memanfaatkan debit Sungai Cimanuk yang besar.
"Sekarang progres sudah mencapai 80 persen," ujar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung Bob Arthur Lambogia di Cirebon, Jawa Barat sebagaimana keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (14/3).
Bob mengatakan program modernisasi mendesak dilakukan karena usia sistem irigasi di wilayah tersebut sudah puluhan tahun, sehingga efektivitas pelayanan air tidak lagi optimal.
"Modernisasi mencakup sistem pelayanan pintu-pintu air yang nantinya akan menggunakan mekanikal elektrikal yang dikaitkan dengan sistem telemetri," jelas Bob.
Pada tahun 2015 Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Jatigede yang mampu menampung aliran Sungai Cimanuk dengan kapasitas 979,5 juta meter kubik.
Sebelum ada Bendungan Jatigede, Sistem Irigasi Rentang hanya mengandalkan pasokan air hujan yang masuk dari aliran Sungai Cimanuk (river runoff) sehingga pada musim kemarau selalu defisit air irigasi yang mengakibatkan kekeringan dan puso sawah-sawah produktif.
Selain irigasi, air Sungai Cimanuk juga dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi keperluan rumah tangga maupun industri.
"Pada musim kemarau tahun lalu, suplai air dari Bendungan Jatigede dapat mencukupi kebutuhan air untuk lahan pertanian di Daerah Irigasi Rentang," jelas Bob Arthur.
[ian/***]