Berita

Pertahanan

Korban Bom Bali: Jangan Ada Lagi Teror Di Negara Ini

MINGGU, 11 MARET 2018 | 06:48 WIB | LAPORAN:

Aksi terorisme yang terjadi di Indonesia seperti bom Bali 1, 2, bom JW Marriot 1, 2, bom Kedubes Australia, bom Kedubes Filipina, dan bom Thamrin, meninggalkan luka mendalam bagi para korban dan keluarganya.

Ratusan nyawa melayang dan ribuan korban mengalami cacat abadi, derita berkepanjangan pun harus mereka rasakan.

Episode kelam itu kini berangsur mulai menemukan secercah harapan. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai kepanjangan tangan pemerintah, telah mempertemukan penyintas dan mantan napi terorisme (napiter) dalam sebuah kegiatan Silaturahmi Kebangsaan (Satukan) NKRI) yang digelar akhir Februari lalu di Jakarta. Kegiatan ini sangat fenomenal karena baru kali pertama terjadi di dunia, penyintas dan mantan napiter dipertemukan langsung.

Kegiatan Satukan NKRI itu nyatanya sukses mencairkan kebuntuan komunikasi antara penyintas dan napiter. Bahkan banyak di antara mereka berhasil menjalin silaturahmi, bahkan saling memaafkan. Para penyintas yang terdiri dari korban bom Bali, Marriot, Kedubes Australia, Thamrin, dan lain-lain bahkan dengan ikhlas dan lapang dada menerima uluran maaf dari mantan napiter.

"Saya hanya bisa berlapang dada menerima ini. Mungkin ini sudah takdir dari Allah SWT. saya harus memaafkan mereka. Allah saja maha pemaaf, masak saya tidak memberi maaf," lirih korban bom Bali, Chusnul Chotimah sebagaimana rilis dari Humas BNPT.
 
Chusnul Chotimah adalah korban Bali 1 yang membuat ia cacat seumur hidup. Muka dan sekujur badannya mengalami luka bakar akibat teror tersebut. Meski sudah menjalani operasi plastik, kondisi tubuhnya tetap tidak bisa kembali seperti semula.

"Untuk apa kita dendam karena dendam tidak akan mengubah bentuk saya," ujar Chusnul.

Chusnul mengaku sempat dendam kesumat dengan para pelaku. Namun seiring berjalannya waktu, ia mengaku berusaha belajar ikhlas dan menerima takdir ini. Kini, ia merasa lebih lega dan ingin menjalani hidup lebih tenang, disamping berharap tidak ada lagi aksi-aksi terorisme.

"Dari air kita belajar ketenangan. Dari batu kita belajar kekuatan, dari tanah kita belajar kehidupan dari kekerasan kita belajar hidup cinta damai. Maka cukuplah jangan ada lagi teror di negara kita. Mari kita jaga keutuhan NKRI tercinta ini," tutur Chusnul Chotimah.

Hal serupa diungkapkan korban bom Kedubes Australia, Iwan Setiawan.

"Menurut saya sebaiknya kita tidak memendam rasa dendam. Mereka (mantan napiter) juga manusia  yang punya rasa salah. Mungkin waktu itu mereka khilaf. Kalau mereka minta maaf, saya maafkan. Pesan saya jangan membalas kekerasan dengan kekerasan baru, kalau mereka menebarkan api, kita harus menebarkan air," tuturnya.

Iwan harus kehilangan istri dan mata kanannya akibat ledakan dahysat di depan Kedubes Australia, 9 September 2004 lalu. Tidak hanya itu, Iwan juga kehilangan pekerjaannya sebagai pegawai bank. Kini, dengan keterbatasn fisiknya yang cacat abadi, Iwan mengandalkan hidup dengan membuka usaha jual beli dan servis komputer dengan label Bom Bom Komputer di Pondok Cina, Depok.[wid]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

UPDATE

Ketum AMPI Jerry Nonaktifkan Sekjen Ahmad Andi Bahri

Minggu, 15 September 2024 | 17:50

Indonesia Gagal Bawa Gelar Juara Hongkong Open 2024

Minggu, 15 September 2024 | 17:42

Rocky Gerung Sebut Arsjad Rasjid Korban Rekayasa Kubu Anindya Bakrie

Minggu, 15 September 2024 | 17:18

Geliat UMKM Tak Maksimal, Ekonom Pesimis PON XXI Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2024

Minggu, 15 September 2024 | 17:11

Israel Tengah Dihujani Rudal dari Arah Yaman

Minggu, 15 September 2024 | 17:00

China Berhasil Bikin Kapal Filipina Cabut dari Sabina Shoal

Minggu, 15 September 2024 | 16:43

Fenomena Fufufafa Bakal Habisi Dinasti Jokowi

Minggu, 15 September 2024 | 16:28

Keabsahan Munaslub Kadin Mulai Dipertanyakan

Minggu, 15 September 2024 | 16:28

Inggris Donasi Rp20 Miliar untuk Korban Topan Yagi di Vietnam

Minggu, 15 September 2024 | 16:23

PM Haiti Kunjungi TKP Ledakan Truk BBM Mematikan

Minggu, 15 September 2024 | 16:04

Selengkapnya