Berita

Foto/Net

Hukum

Kejagung Dinilai Caper

Bakal Eksekusi Bandar Narkoba
RABU, 07 MARET 2018 | 10:53 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat mengecam pernyataan Jaksa Agung M. Prasetyo baru-baru ini yang mengindikasikan akan dilak­sanakannya eksekusi mati jilid empat di 2018. Mereka mende­sak Jaksa Agung menghentikan rencana eksekusi mati tersebut. Alasannya, gelombang ek­sekusi mati sebelumnya me­nyisakan banyak masalah.

Direktur LBH Masyarakat, Ricky Gunawan menyebutkan, pernyataan-pernyataan Jaksa Agung yang disampaikan ke media massa seminggu be­lakangan tidak lebih sebagai upaya caper alias mencari perhatian publik di panggung hukum nasional.

"Jika dibandingkan den­gan institusi penegakan hu­kum lainnya seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Mahkamah Agung dan Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia jelas paling tert­inggal dan kering prestasi," ujarnya.


Sejak dilantik sebagai Jaksa Agung pada November 2014, M. Prasetyo tidak kunjung menghasilkan prestasi yang membanggakan. "Karena itu, eksekusi mati jelas menjadi jalan pintas bagi Jaksa Agung untuk menunjukkan kepada publik bahwa seolah-olah institusi Kejaksaan Agung telah bekerja dengan baik," jelas Ricky.

Padahal, pada Juli 2017, Ombudsman Republik Indonesia telah menyatakan, ek­sekusi mati jilid tiga yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung pada Juli 2016 men­gandung maladministrasi dan Kejaksaan Agung harus mem­benahi dirinya.

Ricky menegaskan, rencana Kejaksaan Agung yang ingin melaksanakan eksekusi mati jilid 4 juga kontra-produktif dengan diplomasi Indonesia di arena politik internasion­al. Patut dicatat, Indonesia baru menerima kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB pada Februari 2018, dan meng­incar posisi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, serta tengah gencar menyelamatkan ratusan buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati.

"Eksekusi mati justru akan mencoreng citra Indonesia di hadapan komunitas interna­sional,"  katanya.

Daripada menyiapkan ren­cana eksekusi mati, lebih baik Kejaksaan Agung memper­cepat reformasi birokrasi di dalam tubuh kejaksaan, dan menyelesaikan segala perkara korupsi besar dan pelanggaran HAM masa lalu yang belum juga tuntas.

LBH Masyarakat, lanjut Ricky, mendukung upaya pe­merintah Indonesia menangani persoalan narkotika, tetapi upaya tersebut harus sejalan dengan hak asasi manusia dan berbasis bukti ilmiah.

"Maraknya peredaran gelap narkotika sekalipun Indonesia telah melakukan tiga kali ek­sekusi mati memperlihatkan bahwa eksekusi mati tidak memberikan efek jera, seba­gaimana juga telah dibuktikan melalui banyak penelitian di banyak negara," tandasnya.

Sebelumnya, Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan eksekusi terhadap terpidana mati yang proses hukumnya sudah berkekuatan hukum tetap tinggal menunggu waktu saja. Eksekusi akan dilakukan setelah hak hukum para terpi­dana terpenuhi.

"Timing-nya sedang kita timbang-timbang, kapan saat yang tepat untuk melaksana­kan eksekusi. Jangan dipikir kita tidak akan melaksanakan,"  ujarnya di Jakarta, Kamis (1/3) lalu.

Prasetyo mengakui masih ada terpidana mati yang men­gajukan grasi dan peninjauan kembali (PK) lebih dari sekali. Menurutnya, dalam pidana lain, permohonan PK tidak menangguhkan pelaksanaan putusan. Berbeda dengan pi­dana mati.

"Jangan sampai justru sudah dieksekusi ada PK dan putusan pengadilan mengabulkan, kan tidak bisa lagi," katanya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya