Dua hari setelah kejadian, goresan tembakan masih memÂbekas di tembok, antara dindÂing kaca di dekat pintu masuk. Goresannya 2 centimeter. Tapi, tembok cukup tebal dan kuat, sehingga peluru tidak menancap terlalu dalam.
Dari kejauhan, tidak terlalu tampak goresan karena warnanya bias dengan cat tembok yang suÂdah mulai kusam. "Bekas cukup besar karena menggunakan senjaÂta laras panjang," ujar Dera, salah satu petugas keamanan di Studio Soneta Record di, kemarin.
Senin siang (5/3), Studio Soneta Record yang beralamat di Jalan Tole Iskandar nomor 41, Sukmajaya, Kota Depok, cukup ramai. Gerbang besi warna hijau dan bertuliskan SR warna merah terbuka sebagian. Beberapa orang hilir mudik, keluar masuk studio itu. Di halaman studio juga terparkir dua mobil dan berapa kendaraan roda dua milik karyawan. "Pak Haji (Rhoma Irama) tidak ada di studio. Sabtu sudah ke sini untuk latihan bersama personel Soneta," ujar Dera kembali.
Menurut Dera di sekitar lokasi tembakan sempat digaris kunÂing oleh polisi, Sabtu (3/3) untuk dilakukan oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tapi, pada Minggu (4/3), garis kuning telah diambil lagi karena proses olah TKP telah selesai. "Saat ini tinggal menunggu hasilnya dari kepolisian," ujar Dera.
Dera lantas menceritakan, sebelum penembakan, orang tidak dikenal terjadi. Saat itu, Sabtu pagi sekitar pukul 10.00 WIB, dirinya sedang bersih-bersih sampah di belakang stuÂdio. Tiba-tiba terdengar letusan yang cukup keras dari arah deÂpan. Penasaran, pria berumur 32 tahun ini langsung mendatangi ke arah suara seperti ledakan itu. "Setelah dicari-cari cukup lama, akhirnya saya melihat ada yang tergeletak di teras studio. Setelah dilihat-lihat ternyata proyektil," ujarnya.
Tak jauh dari proyektil itu, dirinya melihat dinding studio tergores cukup dalam. Tak lama kemudian, Dera lantas menÂghubungi atasannya dan melaporÂkan peristiwa tersebut ke pihak berwajib. "Setelah itu langsung melapor ke Polsek Sukmajaya, Depok dan tidak lama digelar olah TKP," kata dia.
Dera mengaku bersyukur kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa karÂena terjadi pada pagi hari, saat tidak banyak personel Soneta datang ke studio. "Kalau siang, sedikit kemungkinan ada banyak korban, soalnya sebelum latihan biasanya beberapa personel duduk lesehan di teras sambil ngopi," ujar dia.
Saat kejadian, kata pria yang mengenakan kaos Partai Idaman ini, Rhoma Irama sedang ada latihan bersama dengan personel Soneta karena akan tampil di acara dangdut di salah satu TV Swasta. "Jadi pas oleh TKP, keÂpolisian ditemani langsung oleh Pak Haji," ujarnya
Kendati terjadi penembakan misterius, kata Dera, tidak memÂbuat takut Rhoma Irama dan seluruh personel Soneta. Sebab, kata dia, setelah olah TKP selesai, mereka masih menggelar latihan musik hingga tengah malam. "Biasanya sebelum tampil
off air maupun
on air, Bang Haji selalu latihan dulu," ungkapnya.
Kendati demikian, selama beÂberapa hari ini, studio akan tutup terlebih dahulu selama beberapa hari dan tidak menerima pihak manapun yang akan menyewa studio. "Setelah situasinya tenang dan aman, studio baru dibuka untuk umum," ujar Dera.
Sementara, Putri, pemilik warÂung makan yang berdekatan dengan Studio Soneta mengaku tak mendengar sama sekali suara tembakan yang menyasar studio milik Rhoma Irama. "Tahunya pas polisi sama wartawan banyak datang ke studio," ujar Putri.
Putri juga tidak melihat satu orang pun yang berkeliaran di dekat studio sesaat sebelum keÂjadian penembakan. "Sulit juga mau lihat, soalnya jalan ramai lalu lalang mobil, sehingga saya tidak melihat ada orang yang dicurigai di dekat studio," ucapnya.
Apalagi, kata wanita berumur 35 tahun ini, pintu gerbang Studio Soneta Record, selalu tertutup dengan penjagaan yang ketat. "Nggak sembarang orang bisa masuk. Hanya orang studio dan personel Soneta yang bisa masuk," tandasnya.
Terpisah, Putri Rhoma Irama, Debby Rhoma, yang sehari-hari berkantor di studio mengatakan, ayahnya tidak terlalu memikirkan kejadian tersebut dan tidak terlalu memikirkan pelakunya. "Beliau santai saja, dipikirnya peluru nyasar, atau setan yang lagi main tembak-tembakan," ujar Debby.
Menurut Debby saat kejadian penembakan, Rhoma Irama seÂdang tidak ada di studio karena sedang syuting di salah satu stasiun televisi. "Padahal biasanya suka olahraga kalau Sabtu pagi, biasanya malamnya nginep di situ, kebetulan kemarin nggak," ucapnya.
Debby menilai, ada banyak kejanggalan terkait peristiwa penembakan tersebut. Salah saÂtunya bekas tembakan dan arah jatuhnya proyektil tidak sesuai dengan teori yang ada. "Dari TNI dan polisi sudah periksa. Mereka berdebat, ada yang bilang dari kanan, ada juga yang bilang dari kiri. Karena aneh, dilihat peluruÂnya punya kekuatan tembak 100 meter berarti pas dengan jarak pagar. Cuma di CCTV tidak ada orangnya," bilangnya.
Namun demikian, dia menÂgaku tetap penasaran dengan peristiwa ini karena ditemuÂkan proyektil peluru di studio. "Kalau pelakunya bisa ditangÂkap, saya mau tahu motifnya apa. Tapi kalau enggak terungÂkap ya sudahlah. Yang penting enggak ada korban jiwa," ujar Debby sembari bersyukur.
Saat ini, Debby mengaku masih menunggu hasil penyelidikan polisi terkait kasus itu. "Kalau meÂmang ada kelanjutan, berarti ada yang meneror. Tapi kalau enggak ada, ya mungkin itu peluru setan," tandasnya.
Saat ditanya apakah penembaÂkan ini merupakan bentuk teror, Debby mengaku tidak tahu soal itu. "Tapi ini sudah masuk tahun politik, adik saya Vicky lagi nyÂalon wakil bupati," sebut dia
Selain itu, dirinya juga aktif di Satuan Tugas (Satgas) Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak dan sedang menangani sebuah kaÂsus Kekekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). "Suami korban diketahui merupakan aparat," sebutnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, ayahnya juga sedang gencar melakukan kampanye untuk parÂtai yang diusungnya, yakni Partai Idaman. "Papa juga lagi berjuang di Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum). Aktivitas saya, mas Vicky dan papa saat ini banyak di studio itu," pungkasnya.
Latar Belakang
Polisi Benarkan Ada Tembakan, 1 Proyektil & 3 Orang DiperiksaTeror penembakan menimpa Studio musik Soneta Record di kawasan Depok, Jawa Barat, Sabtu (3/3) pukul 10.00 WIB. Akibatnya, tembok studio tergÂores cukup dalam. Selain itu, bagian bawah pintu kaca depan studio sedikit pecah. Saat kejadiÂan, tidak banyak orang sehingga tidak menimbulkan korban.
Proyektil peluru itu pertama kali ditemukan
office boy stuÂdio, selanjutnya penemuan ini dilaporkan ke polisi. Kemudian, polisi tiba di lokasi sekitar pukul 13.00 WIB.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis Aryana mengaku sudah memeriksa lokasi kejadian dan melakukan olah TKP atas peristiwa terseÂbut. "Dugaan ada penembaÂkan memang benar, tapi tidak membabi buta. Kami temukan satu proyektil di lokasi kejadian dan masih kami periksa di lab, untuk mengetahui senjata yang digunakan," ujar Putu.
Menurut Putu, saat ini pihaknya masih mendalami kasus ini untuk mengungkap pelaku dan motifnya. "Saksi-saksi juga sudah kami periksa sebanyak tiga orang. Masih kami dalami untuk ungkap pelakuÂnya," tandasnya.
Dia memastikan, tidak ada yang terluka atau korban dalam insiden tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menambahkan, kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim Pusat Laboratorium Forensik Polri terkait barang bukti yang disita. "Masih penyelidikan. Kemarin ada saksi yang bilang, ada suara letusan jatuh dari plafon, lalu ada bagian bangunan yang tergores di situ di tembok. Kita tunggu saja," ujar Argo di Polda Metro Jaya.
Sejauh ini, kata Argo, kepoliÂsian belum bisa menyimpulkan soal proyektil yang ditemukan masih utuh atau senjata api yang digunakan pelaku terkait penemÂbakan di Studio Rhoma Irama. "Labfor yang akan menilai," tandasnya.
Argo juga belum bisa memastiÂkan, apakah teror penembakan itu berkaitan dengan beredarnya surat kaleng berisi ancaman kekerasan kepada ulama di beberapa wilayah. "Masih kita cek, kita dalami dulu, apakah surat itu dikirim oleh orang yang sama. Sesuai kebijakan Kapolri, kita jaga ulama," pungÂkasnya. ***