Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Soal Izin Bawa Ganja Dan Narkotika Saat Piala Dunia 2018, Ini Penjelasannya

JUMAT, 02 MARET 2018 | 14:40 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Baru-baru ini beredar kabar yang menyebut bahwa ganja, kokain, amfetamin dan jenis narkotika lainnya diizinkan untuk dibawa ke stadion selama Piala Dunia 2018 mendatang.

Russia Today
jelang akhir pekan ini merilis artikel yang menjelaskan lebih lanjut soal kabar tersebut. Kabar itu kemungkinan bermula dari peraturan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), yakni sebuah blok perdagangan yang dipimpin Rusia dan terdiri dari lima negara bekas Uni Soviet.

Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa narkotika, bersama dengan amfetamin, ganja dan beberapa jenis obat-obatan lainnya tercantum di bagian yang "diizinkan".


Namun aturan itu tidak berarti bahwa obat-obatan tersebut dapat diimpor secara bebas. Makna dari aturan itu adalah bahwa ganja dan sejenisnya itu dapat melewati batas antara negara-negara anggota EAEU, bersama dengan barang-barang lainnya dalam daftar yang sama, seperti tulang dinosaurus, dan peralatan pengkodean mata-mata dalam keadaan yang sangat spesifik, asalkan individu yang membawa mengisi deklarasi hukum kargo mereka.

Deklarasi yang paling mungkin dibuat untuk membawa narkotika itu adalah bertujuan untuk penelitian akademis, atau penggunaan industri, atau kondisi lainnya. Aturan tersebut tidak ada kaitannya dengan Piala Dunia, yang dimulai pada 14 Juni mendatang di Moskow.

Namun aturan tersebut, masih dijelaskan dalam artikel yang sama, tampaknya telah dikaitkan dengan konfirmasi yang terkait oleh pihak berwenang bahwa pengunjung akan diizinkan membawa obat-obatan tersebut ke turnamen, termasuk obat-obatan yang tidak berlisensi di Rusia, asalkan mereka memiliki resep yang sah dan menyatakan kepemilikan.

Karena itulah, mengangkut (bukan mengkonsumsi) heroin, kokain, ganja dan jenis narkotika lainnya adalah suatu bentuk pelanggaran di hampir semua negara yang berpartisipasi dalam Piala Dunia.

Namun aturan itu juga bermakna bahwa selama Piala Dunia digelar di Rusia, mereka yang menggunakan ganja medis dan opioid untuk menghilangkan rasa sakit atau kondisi medis lainnya tidak perlu khawatir obat-obatan mereka akan disita, selama mereka memiliki resep rinci dari dokter yang ditulis atau diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya