Berita

Pavel Grudinin/RT

Dunia

Berujung Chaos, Capres Partai Komunis Rusia Ogah Ikut Debat Publik

JUMAT, 02 MARET 2018 | 13:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Salah seorang capres Rusia yang berasal dari Partai Komunis, Pavel Grudinin keluar dari area debat publik di Rusia pekan ini. Dia menuduh pihak berwenang pemilu dengan sengaja mengubah debat di televisi menjadi "pertunjukan murah".

Grudinin mengatakan bahwa dia tidak akan lagi ikut ambil bagian dalam debat publik setelah pesaing lainnya saling bertengkar dan bahkan saling melempar air dalam debat publik.

"Apa yang terjadi di sini bukan debat, ini lebih seperti sebuah bazaar dengan semua teriakan tanpa harus menunggu belokan. Perdebatan adalah argumen antara lawan dan di sini kita melihat pertanyaan dan jawaban, ini disebut wawancara," kata Grudinin setelah mengumumkan bahwa dia menolak untuk berpartisipasi dalam perdebatan lebih lanjut.


"Tidak mungkin untuk menjelaskan mengapa kita semua menghabiskan satu jam di sini berdiri, ketika kita masing-masing hanya memiliki waktu enam menit untuk membuat pernyataan," sambungnya seperti dimuat Russia Today.

Dia kemudian menuduh Komisi Pemilu Pusat dan manajemen televisi federal memiliki rencana yang disengaja untuk merusak sikap publik terhadap pemilihan presiden.

"Komisi Pemilu Pusat dan saluran TV sentral tidak ingin kita berdebat satu lawan satu, mereka mengubah perdebatan ini menjadi acara yang disebut, dan sekarang mereka hanya melakukan satu hal, mereka merusak sikap publik terhadap pemilihan presiden," sebutnya.

"Saya tidak akan berpartisipasi dalam hal ini lagi, karena Anda melakukan segalanya untuk mencegah orang-orang datang ke pemilihan. Karena semua ini lebih seperti lawakan," tegasnya.

Reaksi Grudinin datang segera setelah dua kandidat presiden, yakni  Vladimir Zhirinovsky dari Partai Demokrat Liberal dan Ksenia Sobchak, mulai bertengkar selama debat dan kemudian melakukan serangan verbal. Pada satu titik, Sobchak menuangkan segelas air ke Zhirinovsky, mendorong pembawa acara untuk campur tangan.

Pemilihan presiden Rusia dijadwalkan pada 18 Maret mendatang dengan delapan orang mencalonkan diri untuk jabatan tersebut. Jajak pendapat terakhir menunjukkan bahwa Presiden Vladimir Putin kemungkinan akan menang di putaran pertama. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya