Berita

Joko Widodo/Net

Bisnis

BUMN Dijerat Utang, Infrastruktur Bakal Banyak Yang Mangkrak

RABU, 28 FEBRUARI 2018 | 08:46 WIB | LAPORAN:

Utang telah menjadi sandaran utama pemerintah Jokowi-JK untuk menyelesaikan berbagai proyek infrastruktur yang terancam mangkrak.

"Kalau tidak utang maka mangkraklah seluruh infrastruktur transportasi dan non transportasi yang tengah dibangun pemerintah," ujar peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (28/2).

Apalagi hingga kini belum banyak investor asing ditarik. "Semua infrastruktur justru hanya dibangun dengan dana utang BUMN yang dijamin oleh pemerintah," ujarnya.


BUMN sudah terlanjur dijerat banyak utang. Salamuddin memperkirakan akan banyak aset negara yang dijual dalam tahun-tahun mendatang. Penjualan itu ditengarai  untuk membayar utang dan kewajiban BUMN lainnya. Situasi ini juga tidak lepas dari penerimaan pajak yang minus target, meskipun pemerintah sudah menjalankan tax amnesty.

"Justru yang terjadi sebaliknya tax amnesty malah menjadi ajang penghapusan piutang negara kepada wajib pajak jumbo," kritiknya.

Baru-baru ini, Presiden Jokowi dan Managing Director International Monetery Fund (IMF), Christine Lagarde bertemu yang sedianya membahas soal persiapan Indonesia menjadi tuan rumah acara annual meeting IMF-World Bank 2018 di Bali, pada Agustus 2018 mendatang.

Berkaitan kedatangan pejabat IMF ini, Salamuddin ragu keinginan pemerintah Jokowi berutang lagi berjalan mulus.

"Waduh, kayaknya sulit. IMF itu bukan lembaga keuangan dan pembangunan. IMF adalah lembaga yang melakukan penataan politik untuk memastikan sistem politik dan orang-orangnya mengikuti perintah IMF," jelas Salamuddin.

Sebaliknya ada enam syarat IMF kepada pemerintah Jokowi. Pertama, jangan terlalu banyak utang untuk menggenjot investasi infrastruktur.

Kedua resiko ke depan tetap condong ke sisi negatif, termasuk lonjakan volatilitas keuangan global, ketidakpastian seputar kebijakan ekonomi AS, penurunan pertumbuhan di China dan ketegangan geopolitik.

Ketiga resiko domestik, termasuk kekurangan pajak dan kebutuhan pembiayaan fiskal yang lebih besar karena suku bunga yang tinggi.

Keempat prioritas harus diberikan untuk pembiayaan infrastruktur dengan pendapatan dalam negeri. Kelima, membatasi penumpukan hutang eksternal perusahaan dan kewajiban kontinjensi dari BUMN. Terakhir, mengurangi kontrol negara dan peran perusahaan milik negara di beberapa sektor ekonomi.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya