Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memberikan apresiasi atas keberhasilan jajaran Bea Cukai Kepulauan Riau mengagalkan upaya penyelundupan 3 ton sabu dari Taiwan dengan kapal ikan berbendera Myanmar.
Namun, dia juga makin geram terhadap sindikat narkoba yang terus mencoba memasukkan barang haram ke Indonesia.
"Pertama, saya berikan apresiasi yang sangat tinggi kepada tim Bea Cukai Kepri. Kedua, saya sangat geram mendengar kabar bahwa masih ada sindikat bandar narkoba yang coba menyelundupkan sabu ke negara kita, bahkan hingga sebanyak tiga ton," ujar Bambang kepada wartawan, Sabtu (24/2).
Dia menambahkan, gencarnya penyelundupan narkoba melalui wilayah Kepri membuat makin khawatir. Karena itu, Polri harus mengusut hingga tuntas.
"Ini sudah sangat keterlaluan dan mengkhawatirkan. Saya akan minta Kapolri mengusut tuntas sampai ke akarnya," kata Bambang.
Bambang lantas teringat informasi dari Kepala BNN Komjen Budi Waseso tentang adanya 5 ton sabu senilai Rp 10 triliun yang akan masuk Indonesia melalui Batam. BNN memperoleh informasi dari intelijen China.
Ternyata informasi itu valid. Aparat telah mengamankan hampir 5 ton sabu dalam tiga kali operasi di Perairan Kepri. Tangkapan pertama sebanyak 1 ton di Batam. Tangkapan kedua 1,6 ton pekan lalu juga di Batam. Sedangkan tangkapan ketiga Jumat kemarin (23/2) sekitar 3 ton.
Karena itu, Bambang ingin penindakan yang dilakukan aparat bukan hanya kepada para awak kapal yang membawa narkoba, melainkan juga memburu bandar besarnya.
"Tak hanya awak kapal, bandar harus diusut tuntas. Tak peduli bandar sindikat lokal ataupun internasional, kita akan sikat semua," jelasnya.
Berdasarkan informasi intelijen, diduga masih ada sekitar 600 ton bahan baku sabu berkualitas tinggi senilai Rp 1200 triliun atau hampir setengah dari total ABPN yang akan masuk Indonesia.
"Pantauan terakhir ada di sekitar Perairan Timor Leste yang kemudian hilang dari pantauan satelit," ujar Bambang.
Jadi, seluruh aparat yang selama ini terlibat dalam menggagalkan penyelundupan narkoba sebaiknya tidak lekas berpuas diri.
Bambang meminta jajaran TNI, Polri, BNN dan Bea Cukai untuk tetap waspada. Sebab, bisa jadi bandar besar mengelabui aparat.
"Jangan sampai yang lolos justru lebih besar jumlahnya daripada yang diumpankan untuk ditangkap," katanya.
Bagi Bambang, keberhasilan aparat dalam mengungkap kapal pembawa narkoba akhir-akhir ini seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, keberhasilan menggagalkan upaya penyelundupan tentu merupakan prestasi membanggakan.
"Saya bangga karena ini menunjukkan prestasi cemerlang bagi aparat hukum kita. Di sisi lain, saya sedih karena ini menunjukkan negara kita seperti menjadi surga bagi peredaran narkoba," bebernya.
Politisi Partai Golkar itu menambahkan, tidak mudah bagi aparat menjaga garis pantai Indonesia yang dikenal sebagai salah satu yang terpanjang di dunia. Namun, dia mengharapkan tindakan tegas aparat akan membuat para bandar narkoba kapok.
"Para aparat hukum kita justru semakin menunjukkan tajinya. Satu per satu kapal asing yang membawa narkoba berhasil disingkirkan. Saya menaruh kebanggaan dan kehormatan atas kerja keras mereka," ujar Bambang.
Dia juga mengingatkan generasi muda agar tidak terjerumus dalam kubangan neraka Narkoba. Menurutnya, para pemakai narkoba adalah orang yang tak percaya diri.
"Kita harus mampu membuktikan sebagai generasi zaman now dengan segudang prestasi yang membanggakan, generasi yang sibuk berkreasi dan berkarya," tutur Bambang.
Lebih jauh, Bambang mengajak semua pihak turut melakukan jihad untuk memberantas peredaran Narkoba di Indonesia. Hal itu merupakan satu-satunya cara demi mewujudkan Indonesia yang bebas narkoba.
"Tidak ada langkah lain selain kita harus jihad melawan Narkoba. Kita harus mampu membangun kesadaran bersama bahwa memakai narkoba sama saja dengan merusak diri sendiri, keluarga dan bangsa. Kalau kesadaran kolektif sudah terbangun, dalam waktu dekat narkoba tidak akan laku di pasaran Indonesia," tegas mantan ketua Komisi III tersebut.
[wah]