Berita

Politik

OSO: Penertiban Hanura Bukan Langkah Populer, Tapi Risiko Menjalankan Tugas

KAMIS, 22 FEBRUARI 2018 | 16:04 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Oesman Sapta Odang alias OSO, menekankan lagi bahwa gejolak internal yang bulan lalu terjadi di partai nomor urut 13 itu sudah dibereskan dengan baik-baik.

"Betapa ombak begitu besar, tapi kita dapat menyelesaikan dalam waktu lima hari. Kalau tidak bisa selesai, kita tidak akan lolos (peserta pemilu)," kata OSO dalam acara Syukuran Hanura usai ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta Pemilu, di kediamanya di Jalan Karang Asem, Jakarta Selatan, Kamis (22/2).

OSO lalu menceritakan pengalamannya hidupnya dalam berorganisasi. Sering kali organisasi menghadapi persoalan keuangan, namun masalah klasik itu selalu dapat ia selesaikan dengan baik. (Baca: Sekjen Hanura: Kalau Sudah Insaf, Silakan Balik)


"Saya selalu membersihkan masalah keuangan itu, sehingga jujur saja, enggak ada itu saya bayar Pak Wiranto Rp 200 miliar, apalagi mengambil yang Rp 200 miliar. Yang ada, kami menangkap pencuri yang menggerogoti partai ini. Semua bisa kita buktikan," tegas OSO.

Soal pemecatan beberapa kader Hanura, sambung OSO, hal tersebut merupakan bagian dari penyelamatan partai. OSO akui kebijakan itu tidak populer karena terkesan otoriter. Tapi, baginya kebijakan apapun pasti memiliki risiko yang harus siap ditanggung.

"Inilah cikal bakal penertiban, memang tidak populer. Kalau kebiasaan buruk diperbaiki maka tidak populer, tapi itu risiko menjalankan tugas ini sebaik baiknya," terang OSO.

Ia pun kembali menungkapkan komitmen pribadinya membesarkan Partai Hanura dan berjanji tidak akan pernah lari dari komitmen tersebut.

"Apalagi kepada partai Hanura yang membangun bangsa, tidak banyak partai yang paka hati nurani," pungkas OSO. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya