Sering masuknya narkoba ke Indonesia dalam jumlah besar memicu pertanyaan besar pula. Mengapa sudah begitu banyak narkoba masuk ke Indonesia dan sering diÂtangkapi, namun tidak kunjung surut?
"Aparat penegak hukum dan para petugas patut digeber dan dipertanyakan dengan terus maraknya penyeludupan dan kejahatan serta penyalagunaan narkoba ini. Tidak mungkin orang asing main masuk dan gila-gilaan menyebar narkoba di Indonesia, jika tidak ada 'orang dalam' yang membanÂtu" ujar Koordinator Jaringan Mahasiswa Anti Narkoba (JaMAN) Aries Agur.
Aries mengatakan, jika masyarakat tidak mau peduli dengan hal ini, maka dapat dipastikan kejahatan demi kejahatan lainnya akan juga terjadi akibat narkoba. Untuk itu, dia mendesak aparat penegak hukum dan semua elemen masyarakat mengusut tuntas penyeludupan dan peredaran narkoba di Tanah Air.
"Kita tahu, di penjara saja pembuatan narkoba, bisnis narkoba dan peredarannya bisa dilakukan. Tidak mungkin itu terjadi kalau tidak ada kolaboÂrasi dengan oknum petugas atau pejabat yang juga mendaÂpat keuntungan dari bisnis haram itu. Mereka semua harus dibongkar," tuturnya.
Aries meminta Presiden Joko Widodo menindak tegas dan keras oknum petugas dan atau oknum pejabat yang terbukti jadi kaki tangan para bandar yang berbisnis narkoba di Tanah Air.
"Mereka adalah pengkhianat yang harus dihentikan. Usut tuntas semuanya, jangan kayak jadi permainan saja urusan narkoba ini," pungkasnya.
Seperti diketahui, TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu seberat 1 ton yang diÂangkut kapal ikan berbendera Singapura, MV Sunrise Glory. Awak kapal dan barang bukti narkotika itu telah diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kadispenal Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta membenarkan adanÂya penangkapan tersebut.
Informasi dari Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) menyebutkan, penangkapan ini dilakukan KRI Sigurot-864, salah satu unsur Koarmabar yang sedang melaksanakan Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI – Singapura 2018 BKO Guskamlabar pada Rabu (7/2) 2018.
Proses penangkapan berawal saat KRI Sigurot-864 sedang melaksanakan patroli di peraiÂran Selat Phillip, perbatasan antara Singapura-Batam, menÂdeteksi adanya kapal nelayan berbendera Singapura melintas di luar jalur pelayaran dan memasuki wilayah perairan Indonesia.
Atas dasar kecurigaan terseÂbut, Komandan KRI melakÂsanakan prosedur pengejaran, penangkapan dan penyelidikan (Jarkaplid) serta pemeriksaan. Selama proses pemeriksaan awal, ditemukan,
MV Sunrise Glory merupakan kapal ikan yang mengibarkan bendera Singapura dengan 4 orang ABK berkewarganegaraan Taiwan.
"Setelah di pemeriksa, didapatkan MV Sunrise Glory seharusnya berbendera Indonesia, karena seluruh dokumen kapal berasal dari Indonesia, serta sesuai inforÂmasi nakhoda, kapal tersebut berlayar dari Malaysia menuju Taiwan," terang Gig.
Namun setelah dicocokan dengan dokumen port clearÂance yang ada, lanjutnya, kapal tersebut berlayar dari Malaysia menuju Thailand. ***