Berita

Foto/Net

Bisnis

Koperasi Simpan Pinjam Kudu Kembangkan Teknologi Digital

Biar Nggak Kalah Bersaing Sama Fintech & Perbankan
SENIN, 19 FEBRUARI 2018 | 08:36 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Koperasi diharapkan bisa mengatasi perubahan zaman yang begitu cepat. Manajemen koperasi simpan pinjam pun diminta menerapkan manajemen modern, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-40 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kodanua Tahun Buku 2017, di Jakarta, akhir pekan kemarin.

"Koperasi bisa menjadi be­sar jika mampu menggunakan teknologi yang aplikatif sesuai dengan perkembangan za­man. Jangan sampai koperasi tertinggal dengan fintech atau lembaga pembiayaan lainnya," tandas Agus.


Ia lalu mencontohkan KSP Kodanua, yang sudah memasuki usia 40 tahun. Ini artinya kopera­si tersebut sudah mampu menga­tasi berbagai kendala sekaligus bisa menangkap peluang.

"Manajemen koperasi saat ini harus berpola manajemen modern. Salah satunya dengan menerapkan sistem online. Yang pasti, koperasi modern itu yang tiada hari tanpa pelatihan, IT dan transaksi, (online)," imbuhnya.

Agus melanjutkan, koperasi yang baik harus mampu melaku­kan kaderisasi di tingkat pengu­rus dan pengawas dengan baik. Kaderisasi bisa dilakukan melalui pelatihan-pelatihan. Di samping itu, koperasi juga harus menya­dari era sekarang, yaitu era bunga rendah single digit. Karena era bunga tinggi sudah berlalu.

Meski begitu, lanjut Agus, yang harus tetap dikedepankan koperasi adalah pelayanan ter­hadap anggota. Sehingga, era bunga rendah tidak menjadi ken­dala utama bagi koperasi yang belum mampu mengikuti tren suku bunga pinjamaan rendah.

"Kelebihan koperasi yang tidak dimiliki lembaga perbankan adalah, koperasi bisa melakukan temu anggota, tour, silaturahmi, dan semua semua kegiatan sosial lainnya. Ada hubungan manu­siawi yang tidak bisa diukur dengan uang," tekan Agus.

Di kesempatan yang sama, Plh Ketum Dekopin Nachrowi Ramli mengatakan, sebagai koperasi yang sudah berumur 40 tahun, perjalanan KSP Kodanua dilalui dengan cemerlang.

"Saya pikir hal itu bisa terjadi karena KSP Kodanua memiliki kunci sukses. Di antaranya, rasa memiliki yang tinggi dari ang­gota, rasa bangga menjadi ang­gota KSP Kodanua, dan sense of responsibility yang dikelola dengan baik," tutur Nachrowi.

Bagi Nachrowi, RAT merupa­kan satu wadah untuk menyam­paikan aspirasi dan introspeksi, hingga menyusun program. Ia pun meminta, hal baik harus dipertahankan, dan yang jelek harus diperbaiki, agar organisasi koperasi terus berkembang.

"RAT juga bukan ajang untuk saling menyalahkan, namun sa­rana untuk saling mendukung dan melengkap," tegas Nachrowi.

Diakui Ketua KSP Kodanua Soepriyono, yang akan menjadi perhatian pihaknya ke depan, adalah perubahan pola konsumsi dan perkembangan IT di semua sektor.

"Selain itu, tahun ini hingga 2019 merupakan tahun politik yang sedikit banyak akan ber­pengaruh terhadap pertumbuhan KSP Kodanua," yakinnya.

Menyoal ini, peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menutur­kan, keberadaan koperasi jelas telah memberikan kesejahter­aan bagi anggotanya. Berbagai layanan usaha koperasi ada sim­pan pinjam, toko, jasa, produksi yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air.

Namun ia meliha koperasi masih memiliki berbagai ham­batan. Selain hambatan utama koperasi adalah permodalan, koperasi dituntut untuk ter­us berkembang, baik dari sisi teknologi maupun manajemen.

"Dengan memanfaatkan energi lokal dan menerapkan teknologi tepat guna, koperasi akan men­jadi wadah institusi yang kuat dan lengkap. Sehingga dapat memberikan kontribusi aktif da­lam pengembangan industri dan ekonomi secara nasional," ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Apalagi di era digital economy sekarang ini, lanjutnya, koperasi harus siap menyesuaikan diri ter­hadap perkembangan teknologi. "Bila koperasi di Indonesia ingin maju, prinsipnya bagaimana bisa mewujudkan kesejahteraan anggota koperasi melalui digital economy," ujarnya.

Hal lain yang tak kalah pent­ing, imbuh Ahmad, koperasi seperti halnya organisasi yang lain membutuhkan manajemen yang baik agar tujuan koperasi tercapai dengan efisien. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya