Berita

Ilustrasi/Net

Hukum

Jackpotting Mengancam ATM Sejak 2016, Berbahaya dan Terus Mewabah

SENIN, 19 FEBRUARI 2018 | 07:52 WIB | LAPORAN:

Pada Juli 2016 sekelompok peretas berhasil mencuri lebih dari 2 juta
dolar AS di Taiwan.

Uang sebanyak itu diambil dari sejumlah ATM. Tidak dengan model lama lewat skimmer, komplotan itu menggunakan cara baru yang disebut Jackpotting.

Jackpotting sendiri sudah banyak beredar di beberapa kawasan. Awal tahun ini, pemerintah Amerika Serikat lewat beberapa lembaga seperti, FBI, CIA dan Secret Service mengingatkan bahwa Jackpotting telah masuk ke AS. Tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi negara sasaran berikutnya.

Jackpotting sendiri sudah banyak beredar di beberapa kawasan. Awal tahun ini, pemerintah Amerika Serikat lewat beberapa lembaga seperti, FBI, CIA dan Secret Service mengingatkan bahwa Jackpotting telah masuk ke AS. Tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi negara sasaran berikutnya.

Dalam keterangannya, pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan bahwa jackpotting ini jauh lebih berbahaya dibanding teknik skimming pada sistem mesin ATM. Model pencurian dengan jackpotting ini bisa mengakibatkan seluruh uang di dalam mesin ATM tersedot keluar.

"Dalam serangannya, para pencuri ini memerlukan akses fisik ke mesin ATM untuk melakukan instalasi malware langsung ke mesin ATM," terang chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.

Pratama menambahkan, pendekatan keamanan yang perlu ditingkatkan menghadapi metode jackpotting ini sama seperti skimming, yaitu pendekatan keamanan ATM. Di AS misalnya, pelaku diketahui menyamar menggunakan seragam petugas ATM, sehingga mempunyai waktu yang cukup untuk memasang malware pada ATM.

"Kekhawatiran aparat di AS adalah praktek jackpotting akan menimbulkan
ketidakpercayaan pada sistem perbankan. Ini berbahaya, dalam jumlah cukup besar ketidakpercayaan itu bisa menimbulkan krisis ekonomi seperti 1998, dimana masyarakat ramai-ramai menarik uang dari bank," jelasnya.

Di AS sendiri para pelaku jackpotting menyasar lokasi yang diketahui lambat tanggap penanganannya, baik dari aparat maupun instrumen hukum. Para pelaku akan berpindah lokasi dan mereka selalu memilih daerah yang kemungkinan minim aparat.

"Kita pasti berharap jackpotting tidak ada di tanah air, namun dengan akses internet yang mudah, teknologi ini akan cepat menyebar. Solusinya memang lebih ke peningkatan keamanan fisik ATM. Masyarakat juga bisa memilih ATM di lingkungan yang lebih tertutup dan dijaga oleh pihak keamanan," ujar pria asal Cepu Jawa Tengah ini.

Bank Indonesia sendiri diharapkan bisa mengingatkan pada para pelaku perbankan untuk waspada sejak dini, agar jackpotting tidak mewabah di tanah air. Selain Jackpotting, masih ada pekerjaan rumah lama yang belum selesai, yaitu pemakaian windows XP pada sebagian besar mesin ATM di tanah air. Menurut Pratama ini berbahaya yang meningkatkan resiko kebobolan pada mesin ATM.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya