Penumpang pesawat tujuan domestik dari Bandara Soekarno-Hatta nanti mesti merogoh kocek lebih dalam. PT Angkasa Pura II (Persero) bakal menaikkan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau passenger service charge (PSC) mulai 1 Maret 2018.
Kenaikan tersebut akan dibebankan pada tiket pesawat maka otomatis harga tiket pun ikut naik. Senior Manager Of Branch Communication and Lega Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Erwin Revianto meÂnyatakan kenaikan tarif PSC atau bahasa halusnya penyesuaÂian tarif sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kita memastikan penyesuaÂian tarif ini sesuai dengan kepuÂtusan surat Menteri PerhubunÂgan," katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ada pun keputusan yang dimakÂsud sudah tercantum dalam surat Menteri Perhubungan Nomor PR 303/1/1 PHB 2018 Tanggal 18 Januari 2018, tentang PJP2U. NaÂmun sayangnya tidak dibeberkan isi dari surat tersebut.
Dia menyebut bahwa kenaiÂkan ini adalah wajar lantaran menurutnya sudah bertahun-tahun tarifnya bertahan. "Maka mulai 1 Maret ini akan dilakukan penyesuaian PSC," ujarnya.
Erwin mengatakan kenaikan tarif PSC atau bisa juga disebut airport tax ini berkisar mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu, tergantung lokasi terminal. Dia merinci kenaikan di setiap terÂminalnya mulai dari Terminal 3 Internasional yang sebelumnya Rp 200 ribu, naik menjadi Rp 230 ribu. "Untuk penerbangan domesik di Terminal 3 itu tetap Rp 130 ribu," terang Erwin.
Sedangkan Terminal 1 dari Rp 50 ribu disesuaikan Rp 65 ribu. Lalu Terminal 2 domestik dari Rp 60 ribu menjadi Rp 85 ribu. "Tapi Terminal 2 Internasional tidak ada penyesuaian yakni tetap Rp 150 ribu," jelas Erwin.
Dia mengklaim kenaikan tarif ini demi kenyamanan pengguna bandara. Artinya ada harga yang harus dibayar oleh calon penumpÂang pesawat untuk menikmati fasilitas bandara Soetta. Apalagi kenaikkan tarif PSC mau dibarenÂgi dengan tingkat kenyamanan dan fasilitas yang memadai. "Tentunya hal itu akan menambah kenyamanan bagi para pengguna jasa di Bandara Internasional Soekarno-Hatta," tuturnya.
Menurutnya, AP II saat ini sedang melakukan peningkatan pelayanan fasilitas. Tujuannya, agar pengguna jasa semakin nyaman dengan bertambahnya fasilitas baru yang secara terus menerus berinovasi.
Fasilitas tersebut seperti adanÂya
self check in, timbangan bagasi untuk layanan,
self check in kiosk, video contact center, vending machine, walking disÂtance digital Information, samÂpai kereta layang (skytrain).
Erwin mengklaim, Terminal 3 saat ini termasuk dalam bandara berkelas di dunia. "Terminal itu telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas modern," katanya.
Fasiltas yang dimaksud seperti
baggage handling system (BHS),
Flight Information Display SysÂtem (FIDS),
Ground Support System (GSS),
Visual Docking Guidance System (VDGS). "BanÂdara Soekarno-Hatta juga sudah menerapkan
common use check in counter system yang sudah diterapkan bandara berkelas dan terbaik di dunia," terangnya.
Selain fasilitas yang disebutÂkan tadi dia mengatakan pasca penyesuaian tarif PSC tersebut akan ada sejumlah fasilitas yang bakal bertambah di antaranya, ruang tunggu akan semakin luas dan nyaman, toilet yang tetap bersih, adanya penambaÂhan petugas customer service, customer service mobile di setiap terminal, peningkatan fasilitas security yang tergolong canggih, dan penambahan petuÂgas keamanan guna menjamin keamanan yang lebih baik.
Meski demikian kenaikan ini bakal mengerek harga tiket beÂberapa maskapai pesawat yang dibeli penumpang. Pasalnya, komponen airport tax merupaÂkan salah satu unsur penentu biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat tiket.
Masjid Tak MemadaiYayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memandang sejauh ini banyak konsumen BanÂdara Soetta mengalami berbagai kekecewaan dan bahkan kerugian. Mulai dari petugas yang kurang raÂmah, masjid sangat tidak memadai, masih beredar taksi gelap, tarif parkir yang mencekik leher, kendÂaraan hilang, dan bagasi hilang.
"Penting agar manajemen PT Angkasa Pura II bisa memberiÂkan jaminan terhadap peningÂkatan pelayanan secara terukur dan jelas," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.
Dia menambahkan, AP II tidak boleh hanya sekadar memberiÂkan janji untuk meningkatkan pelayanan. Tetapi belum memÂpunyai indikator dan paramÂeter yang jelas. Jika perlu, kata dia, janji tersebut dipampang di bandara dengan menyebutkan rencana pembangunan apa saja untuk meningkatkan pelayanan.
Menurut pengamatan YLKI dan juga pengaduan dari konÂsumen, saat ini justru terjadi penuÂrunan pelayanan di Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Soetta. "TerÂminal 2 yang dulu tampak elegan, sekarang cenderung crowded dan semrawut," ujar Tulus. ***