Berita

Net

Bisnis

Kontribusi Pasar Digital Terhadap PDB Diprediksi Naik 10 Persen

JUMAT, 16 FEBRUARI 2018 | 05:30 WIB | LAPORAN:

Indonesia merupakan pasar potensial ekonomi digital. Diperlihatkan adanya peningkatan kontribusi pasar digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 10 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, kontribusi pasar digital terhadap PDB Indonesia adalah 3,61 persen, kembali meningkat menjadi 4 persen pada 2017.

Menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Novani Karina, jumlah itu diperkirakan mengalami kenaikan di 2018 sebesar 8-10 persen. Didasarkan pada beberapa hal yang salah satunya data Bank Indonesia bahwa nilai transaksi e-commerce di Indonesia yang terus meningkat dalam empat tahun terakhir. Diikuti adanya peningkatan nilai transaksi pangsa e-commerce terhadap ritel yang juga terus merangkak naik dengan proyeksi 3,1 persen di 2017.


"Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak usaha di Indonesia yang mengandalkan sektor digital dalam melakukan jual beli baik barang maupun jasa. Tingginya potensi sektor ekonomi digital di Indonsia ini juga didukung dengan terjangkaunya biaya internet dan penjualan yang menjadi di Indonesia dengan aktivitas penggunaan internet yang tinggi," jelas Novani kepada wartawan, Jumat (16/2).

Upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi digital juga tertuang dalam Paket Kebijakan Ekonomi XIV, yang mana pemeritah ingin menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Pemerintah juga mendorong kreasi, inovasi dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda, dan memberikan penguatan kapasitas dan kemudahan berusaha dalam pemanfaatan e-commerce dengan target 93,4 juta pengguna internet.

Sebanyak 71 juta pengguna smartphone diharapkan akan melahirkan 1000 technopreneurs. Dengan valuasi bisnis USD 10 miliar pada 2020, diprediksi nilai e-commerce mencapai Rp 130 miliar.

"Tidak menutup kemungkinan pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depannya akan banyak disokong dari sektor ekonomi digital," beber Novani.

Salah satu kendala yang dihadapi pelaku bisnis ekonomi digital adalah kurangnya pendanaan. Program financial inclusion merupakan salah satu upaya pemerintah agar para pelaku bisnis mendapatkan akses kredit usaha. Untuk mendorong literasi keuangan, telah tumbuh digital/financial technology (fintech) yang akan memberi kemudahan pelaku usaha digital mendapatkan pembiayaan usaha dan membantu proses transaksi pembayaran menggunakan online payment system.

"Berdasarkan survei yang dilakukan Google and A.T. Kearney, terlihat bahwa 64 persen investor lokal memiliki preferensi untuk menanam modal di sektor fintech dan 70 persen investor global juga memiliki preferensi untuk memberikan modal di teknologi finansial. Sehingga diprediksi sektor ekonomi digital yang akan berkembang pesat tahun kedepan adalah lembaga keuangan digital," papar Novani.

Terkait kesiapan Indonesia terhadap ekonomi digital, masih perlu perbaikan dan peningkatan di beberapa hal. Data Kepios 2017 dan McKinsey 2016, penetrasi dan kualitas jaringan internet di Indonesia masih tergolong relatif tertinggal dibandingkan negara lainnya. Penetrasi Internet di Indonesia hanya mencapai sekitar 50 persen dengan kecepatan rata-rata (Mbps) sekitar 3,9 persen. Lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Selain kualitas jaringan yang tidak kalah penting juga perlu adanya upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku usaha. Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang mampu menggunakan teknologi dengan maksimal sehingga dapat menyambut era ekonomi digital dan siap bersaing baik nasional maupun internasional.

"Minat masyarakat terbilang relatif tinggi untuk menyambut ekonomi digital. Hal ini terlihat dengan mulai banyaknya pergeseran sistem jual beli konvensional menjadi digital. Namun untuk mendukung pertumbuhan perekonomian melalui digitalisasi, pemerintah juga harus meningkatkan kualitas pelayanan jasa internet," demikian Novani. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya