Berita

Foto/Net

Bisnis

Terbukti Gagal, Importir Nggak Bisa Diandalkan Tanam Bawang

RABU, 14 FEBRUARI 2018 | 11:05 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas menilai, pemerin­tah tidak bisa berharap banyak kepada importir untuk bisa mengurangi ketergantungan impor bawang.

"Kebijakan (wajib tanam bawang) tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Importir itu spesialisasinya mengimpor, bukan menanam," kata Dwi kepada Rakyat Merdeka.

Hal tersebut, lanjutnya, ter­bukti dari produksi bawang putih di dalam negeri yang tidak mengalami kenaikan signifikan. Pada 2016, produksi bawang putih hanya berada di angka 21,15 ribu ton. Hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang tercatat 20,30 ribu ton.


"Itu tumbuh 4,19 persen per tahun, tidak sampai setengah dari pertumbuhan konsumsi," terangnya.

Dwi menyebutkan, berdasar­kan data Kementerian Pertanian (Kementan), konsumsi bawang putih secara nasional per kapita per tahun pada 2017 mencapai 1,63 kilogram (kg). Dengan asumsi jumlah penduduk In­donesia sebanyak 250 juta jiwa maka dibutuhkan minimal 407,5 ribu ton bawang putih guna memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurutnya, dalam tiga tahun terakhir, angka impor bawang putih ke nusantara tidak pernah kurang dari 400 ribu ton. Bah­kan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2017 angka impor komoditas ini mencapai 556,06 ribu ton.

Seperti diketahui, importir diwajibkan menanam 5 persen dari alokasi importir. Hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2016 tentang Rekomendasi Impor Produk Holtikultura.

Ketua Asosiasi Pengusaha Bawang Putih Indonesia (APBI) Piko Nyoto mengatakan, selama ini importir sulit melaksanakan aturan tersebut karena belum mendapat bantuan dari pemerintah untuk merealisasikan­nya.

Menurutnya, untuk mena­nam bawang putih, pengusaha bawang putih harus menggu­nakan bibit lokal yang harganya cukup memberatkan.

"Sampai sekarang belum ada ketentuan boleh memakai benih impor sebagai bibit," ujarnya.

Selain soal bibit, lanjutnya, importir menghadapi masalah keterbatasan lahan yang sesuai. Karenanya, hingga saat ini baru sekitar 29 orang pengusaha yang berhasil memenuhi persyaratan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).

Berdasarkan data dari Ke­mentan, realisasi tanam untuk bawang putih yang ditugaskan kepada para importir memang belum memuaskan. Dari target 2.868 ribu hektare, yang terca­pai hanya 865 hektare.

Ketua Satgas Pangan Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto belum lama ini mengungkapkan, pihaknya akan mengecek kembali aturan ten­tang kewajiban menanam oleh importir yang diterbitkan Ke­mentan.

"Kami nanti cek ke Kementan, seperti apa aturannya. Karena kalau memang memberatkan para pengusaha yang mau impor dan akhirnya mereka enggak mau impor, nanti enggak ada barang karena produksi dalam negeri tidak mencukupi," ucap­nya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya