Berita

Barang Korban Tanjakan Emen/Net

On The Spot

Barang Korban Tanjakan Emen Dititipkan Di Kelurahan Pisangan

Keluarga Isi Formulir Jika Ingin Mengambil
RABU, 14 FEBRUARI 2018 | 10:29 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kantor Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, dijadikan Crisis Center kecelakaan bus di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat. Segala keperluan terkait korban dapat diurus di tempat tersebut.

Senin siang (12/2), Kantor Kelurahan Pisangan, tampak lebih ramai dari biasanya. Selain warga yang mengurus berbagai keperluan, ada beberapa keluarga korban kecelakaan bus di Tanjakan Emen. Ada beberapa hal yang diurus, membuat surat keterangan dan juga mengambil barang-barang milik keluarga yang jadi korban.

Crisis center di Kelurahan Pisangan berada di loket bagian depan, tempat biasa warga mengurusberbagai keperluan. Hari itu, beberapa petugas kelurahanmelayani berbagai hal yang diperlukan warga. Kebanyakan adalah mengurus surat keterangan kematian sanak keluarganya.

Jika loket bagian depan jadi crisis center, barang-barang milik korban yang meninggal dunia maupun yang selamat diletakkan di sebuah ruangan di lantai dua kelurahan pisangan. Ruangannya berukuran sekitar 6x5 meter persegi. Tampaknya ruangan yang biasa digunakan sebagai ruang rapat.

Cukup mudah melihat barang-barang yang dititipkan tersebut tanpa harus masuk ke dalam ruangan itu, karena dinding pembatasnya terbuat dari kaca. Tampak sejumlah tas hingga termos tempat air panas berada di dalam ruangan itu.

Tak ada penjagaan khusus dari petugas di ruangan tersebut. Karena, selain berada di dalam ruangan khusus, tempat penitipan pun dikunci rapat oleh petugas yang berwenang. Ruangan baru dibuka saat ada keluarga yang ingin mengambil barang.

Dari daftar absensi yang beradadi ruang penitipan, hingga hari itu sudah ada 27 keluarga korban yang mengambil barang. Dua diantaranya, yakni Ugi dan Safira. Ugi dan Safira merupa­kan anak dari Yepi yang menjadi korban selamat kecelakaan maut tersebut.

Ugi dan Safira mengatakan, bahwa mereka datang ke kantorkelurahan untuk mengambil barang-barang ibunya berupa be­berapa tas. Menurut Ugi, mereka memutuskan mengambil barang di kantor kelurahan setempat karena terdapat barang berharga di dalamnya. "Ada barang ber­harganya di dalamnya,"  kata Ugi saat ditemui, tanpa merinci jenis barang yang dimaksud.

Dati pengamatan, para ke­luarga korban yang mengambil barang keluarganya diharuskan untuk mengisi form berisi identi­tas keluarga. Mereka yang ingin mengambil barang keluarganya juga difoto beserta barangnya oleh petugas kelurahan sebagai dokumentasi.

Lebih lanjut, Ugi mengatakan, ibunya menderita luka sobek di tangan kiri dan memardi kakinya. Meski sudah boleh pulang dari RSU Kota Tangerang Selatan, lanjutnya, ibunya masih harus menjalani rawat jalan. "Udah boleh pulang. Tapi masih harus cek terus ke RSU," jelasnya.

Zakaria, petugas crisis center mengatakan, banyak hal yang diurus keluarga korban di tempat tersebut. Namun, hingga Senin sore, masih ada lima orang keluargayang belum melapor. Tapi, kata dia, pihak kelurahan sudah memiliki data.

"Jadi nanti kalau datang ke kelurahan tinggal melengkapi saja. Bisa saja belum lapor karena masih berada di Subang, tempat keluarganya dirawat dan belum sempat dipindahkan," ucapnya.

Selain itu, sambungnya, kepada keluarga yang melapor ke crisis center, dia juga memberitahukan mengenai adanya santunan. Termasuk santunan dari BPJS.

"Katanya sih ada juga san­tunan dari BPJS. Hanya saja keluarga korban belum tahu, kantahunya cuma dari Jasa Raharja. Hingga saat ini memang belum kita sosialisasikan, karena menunggu kabar yang pasti dari pihak BPJS. Nanti kalau dikabarkan begitu saja takutnya malah informasinya simpang siur,"  tuturnya.

Terkait keluarga yang ingin mengambil barang milik korban, kata dia, harus dilengkapi dengan fotokopi KTP sama fotokopi KK saja. Dan setelah itu, sambung­nya, ada tanda terima penyera­han barang dan yang mengambil akan difoto untuk dokumentasi. "Selanjutnya akan kita foto untuk dokumentasi,"  ujarnya.

Barang-barang yang berada di ruangan lantai dua hanya berupa tas dan beberapa barang besar lain­nya. Kata dia, barang-barang terse­but didapat dari petugas kepolisian di tempat terjadinya kecelakaan.

"Kalau yang ada di atas itu memang hanya tas. Artinya kanitu barang-barang yang memang tercecer keluar dari bussaat kecelakaan. Itu yang diamankan sama Polsek sana. Kalau perhiasan dan lainnya, di rumah sakit sana dimasukkan kantong plastik dan diberikan ke kita. Sudah ada sebagian warga yang ngambil," ucapnya.

Supono, Ketua RT 5 RW 1 Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, jadi orang yang dipercaya untuk menyimpan sejumlah perhiasan milik kor­ban yang meninggal dalam kecelakaan maut tersebut. "Ini milik korban meninggal," kata Supono, saat ditemui.

Dia menjelaskan, perhiasan tersebut, berdasarkan hasil invetarisir tim RSU Subang, yang pada saat itu melakukan indentifikasi terhadap jenazah. Perhiasan-perhiasan milik korban itu, lanjutnya, telah tersimpan dalam plastik yang telah dike­mas, berdasarkan identitas jenazah yang meninggal.

Bagi ahli waris yang berhak, lanjut Supono, cukup mendatangi posko crisis center korban kecelakaan Tanjakan Emen di Kantor Kelurahan Pisangan. "Kalau mau ambil, bisa ke kantor kelurahan Pisangan sama saya, di jam kantor," ucapnya. ***

Populer

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

Bey Machmudin akan Serius Tangani Judi Online di Jabar yang Tembus Rp3,8 T

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:20

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

UPDATE

Puncak Hari Bhayangkara Digelar di Monas

Jumat, 28 Juni 2024 | 23:59

Komitmen Penegak Hukum Berantas Judi Online Diapresiasi Rampai Nusantara

Jumat, 28 Juni 2024 | 23:57

Ketua Kadin: Barang Impor Bikin Industri Tekstil Sekarat

Jumat, 28 Juni 2024 | 23:29

Kesulitan Obat-obatan, Pasien Talasemia Aceh Terancam Kehilangan Masa Depan

Jumat, 28 Juni 2024 | 23:00

Prabowo Hingga Jokowi Diundang Hadiri Puncak HUT Bhayangkara 78

Jumat, 28 Juni 2024 | 22:49

Usai Atasi Gangguan PDN, Dirjen Imigrasi Pastikan Operasional Kembali Normal

Jumat, 28 Juni 2024 | 22:36

Kongres PAN Dipercepat, Pengamat: Upaya Amankan Zulhas di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jumat, 28 Juni 2024 | 22:29

Buru Bandar Judi Online, Kapolri: Kita Telusuri Sampai Titik Puncak!

Jumat, 28 Juni 2024 | 22:23

Dituntut 12 Tahun Penjara, JPU KPK Sebut Bekas Mentan Syahrul Yasin Limpo Tamak

Jumat, 28 Juni 2024 | 22:15

Pengamat: Duet Anies-Sohibul Prematur dan Tidak Berwarna

Jumat, 28 Juni 2024 | 22:11

Selengkapnya