Berita

Net

Bisnis

Waspadai Praktik Suap Di Balik Impor Pangan

RABU, 14 FEBRUARI 2018 | 04:35 WIB | LAPORAN:

Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu menilai tidak menutup kemungkinan terjadi praktik suap di balik kebijakan pemerintah melakukan impor beras dan jagung.

Berkaca dari pengalaman kasus suap importase gula rafinasi yang menyeret ketua DPD RI kala itu Irman Gusman.

"Jangan sampai impor beras akan seperti impor gula yang diindikasikan dan tertangkap KPK dalam aksi suap menyuap untuk pembagian kuotanya," duga Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono kepada wartawan, Rabu (14/2).


Untuk itu, dia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi ikut masuk mengawasi importase pangan yang dilakukan oleh Bulog. Mulai dari proses tender hingga penentuan pemenang tender. Apalagi, importase pangan sangat rawan terjadi korupsi, kolusi dan neppotisme (KKN).

"Belajar dari impor gula yang dilakukan oleh Bulog yang berhasil diungkap KPK. Nah hal ini bisa terjadi pula nantinya dalam kasus kuota impor beras," ujar Arief.

Dia menyebutkan, banyak modus operandi dalam impor beras pada masa lalu untuk mendapatkan fee bagi oknum pejabat yang berhubungan dengan kuota impor serta proses tender.

"Biasanya ada bagian fee dari para pemenang tender kepada pejabat-pejabat yang menentukan dan memilih importir yang memenangkan tender impor beras tersebut," papar Arief.

Lebib jauh, Arief menjelaskan, biasanya negara yang dijadikan kendaraan untuk menampung hasil fee impor beras dan gula adalah Singapura. Sebab, KPK tidak bisa sampai tangannya ke Singapura, baru setelah itu mereka berbagi komisi dengan Cara membuka nomor rekening bank di Singapura alias disimpan di negara itu.

"Sangat rawan suap ketika terjadi proses tawar menawar harga saat tender impor beras," imbuhnya. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya