. Markas Besar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah melaksanakan pelatihan "Snake Bite dan Basic Life Support" untuk Relawan Muhammadiyah pada 10-11 Februari 2018 di Jakarta.
Komandan Nasional Kokam PPPM, Mashuri Masyhuda mengatakan elatihan ini dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kesadaran relawan terhadap tingginya ancaman gigitan ular berbisa, serta langkah-langkah pertolongan pertama terhadap korban yang digigit ular berbisa.
Mashuri Masyhuda menegaskan bahwa relawan Kokam penting untuk memahami pengetahuan tentang ular berbisa khususnya pada saat tanggap darurat bencana seperti banjir dan tanah longsor, pengetahuan tersebut dapat membantu korban gigitan ular untuk melewati masa kritis jika penganan awalnya tepat.
"Kokam berkomitmen untuk menyebarkan pengetahuan ini melalui beberapa program kedepan diantaranya akan membuat video-video edukasi terkait penanganan gigitan ular," kata dia.
Didaulat sebagai pemateri dalam pelatihan ini Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, SpEM, yang merupakan advisor WHO dalam bidang "Snake Bite". Disampaikan bahwa di Indonesia total ular jenis berbisa 348, dengan spesifikasi elapidae 55 jenis, viperidae 21 jenis, colubridae 1 jenis.
Kekayaan fauna Indonesia khususnya ular berbisa menjadi tantangan tersendiri mengingat angka gigitan ular berbisa yang semakin tinggi seiring dengan berkurangnya habitat ular yang berubah jadi lahan perkebunan dan pemukiman.
Arbi Krisna dari komunitas ASPERA pemerhati reptil Indonesia, turut memberi pencerahan terkait teknik evakuasi ular berbisa, cara menangkap ular yang aman, tips membedakan ular berbisa dan tidak berbisa.
Arbi menegaskan di DKI jakarta relatif aman dari ancaman jenis ular berbisa akan tetapi potensi sebaran ular berbisa tetap perlu diwaspadai seperti jenis cobra, welang dan welling.
[rus]