Berita

Net

Bisnis

Anjloknya Rupiah Kartu Kuning Kedua Buat Jokowi

JUMAT, 09 FEBRUARI 2018 | 21:48 WIB | LAPORAN:

Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 13.600 menjadi perhatian publik luas.

Hal itu menandakan sistem perekonomian yang dibangun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak menuai keberhasilan dari program-program yang dijalankan selama ini, seperti mempermudah izin investasi dan pembangunan infrastruktur.

"Rezim Jokowi perlu mengevaluasi kemerosotan mata uang rupiah terhadap dolar AS, bahkan angka Rp 13,600 per dolar adalah level terlemah sejak tahun 2016 lalu. Artinya tidak ada perbaikan perkonomian secara signifikan dibuat oleh pemerintah dan program pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas rezim Jokowi saat ini pun tidak mampu menjalankan roda perekonomian kearah yang lebih baik," jelas pemerhati politik Panji Nugraha kepada wartawan, Jumat (9/2).
 

 
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Jokowi selalu meleset dari target tiap tahun. Dan saat ini anjloknya rupiah harus dianggap menjadi bahan evaluasi serius terhadap kinerja pemerintah. Jika justifikasi pemerintah rupiah anjlok dikarenakan faktor eksternal maka dapat diartikan fundamental perkonomian Indonesia rentan dan lemah menghadapi perubahan ekonomi global.

Di sisi lain, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar dinilai publik akibat kurang percayanya para investor untuk menanamkan modal di Indonesia.

"Intinya masyarakat berharap rupiah tidak terus menerus terdepresiasi terhadap dolar AS, karena hal tersebut merupakan peringatan untuk Jokowi agar selalu berbenah agar rupiah tetap berharga di mata internasional. Dan bukan tidak mungkin akibat anjloknya rupiah, rakyat akan memberikan kartu kuning kedua kepada Jokowi," tegas Panji yang juga direktur eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI). [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya