Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
PERSOALAN berawal dari penetapan target pembangunan yang berposisi lebih tinggi dibandingkan kapasitas. Angan-angan berbilangan besar sebagai target untuk mengarahkan output. Output yang didekati menggunakan revolusi mental. Ingin serba cepat secepat kilat di langit bagaikan membangun Candi Roro Jonggrang, namun kapasitas yang tersedia pada posisi keong emas. Walaupun emas, namun kecepatannya selambat siput.
Berlebihan dan tidak sabar itu menimbulkan konflik kata-kata secara terbuka. Ketidaksabaran itu merupakan pertanda adanya ketidakjelasan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah yang menghendaki ketepatan tinggi. Ketidaktepatan itu berasal dari fenomena buta huruf, bisu, dan tuli dalam berkomunikasi.
Misalnya, disebabkan oleh gagal dalam membaca angka-angka. Gagal membaca huruf berbahasa asing dan aseng. Tidak cakap dalam berbicara dan menulis menggunakan bahasa alam semesta, gerak tubuh yang tersirat sebagai pertanda maksud tersembunyi dalam hati nurani yang paling mendalam. Itu terutama dalam bekerja lintas bangsa-bangsa menggunakan bahasa dialek lokal, bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa aseng. Ini sekalipun alat penterjemah modern telah tersedia.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46
Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
UPDATE
Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05
Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00
Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32
Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09
Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01
Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40
Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13
Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01
Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31
Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09