Berita

Net

Nusantara

PBNU Minta Pemotongan Gaji Untuk Zakat Ditinjau Ulang

RABU, 07 FEBRUARI 2018 | 20:48 WIB | LAPORAN:

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan memotong langsung gaji untuk zakat bagi aparatur sipil negara (ASN) beragama Islam.

"Wacana kebijakan tersebut harus ditinjau ulang," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini di Jakarta, Rabu (7/2).

Menurutnya, ada beberapa catatan mendasar yang harus diperhatikan seperti persoalan kewajiban zakat sendiri yang merupakan kewajiban pribadi. Maka dalam menunaikan zakat, sifatnya juga individual.


"Tentang zakat setiap warga negara sebaiknya diserahkan kepada masing-masing individu. Negara tak perlu memaksa-maksa, karena Indonesia bukan negara agama. Begitu pula dengan sholat, puasa adalah urusan manusia dengan Tuhannya," jelas Helmy.

Pemerintah juga perlu mengkaji lebih dalam mengenai pertimbangan Indonesia yang bukan negara berdasarkan agama.

"Negara yang bhinneka kebijakannya juga harus mempertimbangkan kebhinnekaan," ujar Helmy.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal mekanisme dan transparansi pengelolaan dana zakat yang sudah terkumpul. Bukan tidak mungkin hal itu menjadi masalah besar.

"Belum lagi bagi sebagian ASN sudah memiliki pos-pos mustahik sendiri," kata Helmy.

Lebih jauh, lanjutnya, jika pemerintah bersikukuh menerapkan kebijakan tersebut maka sebaiknya pemotongan dimasukkan bagian dari pajak penghasilan, sehingga tidak membayar ganda.

"Kalaupun pemerintah ikut memfasilitasi zakat ASN maka sebaiknya perlu dipikirkan pembayaran zakat itu dapat dikonversikan sebagai bagian dari pajak penghasilan," demikian Helmy.

Pemerintah berencana mengeluarkan peraturan untuk menarik zakat sebesar 2,5 persen bagi ASN muslim. Rencana itu sedang digodok secara internal di Kementerian Agama untuk menjadi undang-undang. [wah]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya