Era disrupsi sekarang mengandung tiga ancaman potensial yang harus diatasi, yaitu ancaman siber, biologis dan kesenjangan sosial. Meski ketiganya berbeda ranah, tetapi secara prinsip memiliki benang merah yang dapat mempengaruhi satu sama lain.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, saat memberi pembekalan pada acara Rapat Kerja Gubernur Seluruh Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (7/2).
Menurut Hadi Tjahjanto, kesenjangan merupakan perpaduan dari inovasi disruptif di bidang teknologi siber dan bidang biologi. Inilah yang menjadi akar persoalan dari berbagai paham kekecewaan yang berorientasi pada populisme, ekstrimisme dan radikalisme.
"Semakin besar kesenjangan itu terjadi, akan semakin tumbuh subur berbagai paham kekecewaan yang berusaha mendeligitimasi kekuasaan pemerintah yang sah, melalui cara-cara yang cenderung bersifat inkonstitusional," jelasnya.
Panglima TNI menjelaskan, perkembangan teknologi siber bisa menciptakan "lone wolf" atau pelaku teror perorangan. Kemajuan teknologi mempermudah membuat "profiling" seseorang. Pembinaan pun dilakukan lewat jaringan internet.
"Melalui jaringan teknologi itu, para lone wolf bisa merancang sendiri senjata untuk melakukan teror. Apalagi dengan perkembangan sekarang, aktivisual intelijen bisa membuat apapun. Ini adalah ancaman siber," ujarnya.
[ald]